Bisnis.com, JAKARTA – Indeks utama di bursa saham Amerika Serikat (AS) mengakhiri perdagangan dengan beragam pada penutupan Jumat (3/9/2021) waktu setempat. Saham teknologi yang menguat membuat Nasdaq melonjak ke level rekor baru.
Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (4/9/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 0,21 persen ke level 35.369,09, sementara S&P 500 turun tipis 0,03 persen ke posisi 4.535,43, sedangkan Nasdaq menguat 0,21 persen ke 15.363,52.
S&P 500 sebelumnya menutup kenaikan bulanan ketujuh berturut-turut pada Agustus, naik hampir 3 persen selama bulan tersebut. Ini lantaran pertumbuhan pendapatan yang kuat, pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung dan Federal Reserve yang masih akomodatif membantu mengimbangi kekhawatiran baru atas penyebaran Covid-19 varian Delta.
Kendati demikian, Nasdaq mengungguli dengan kenaikan bulanan sebesar 4 persen pada Agustus, dengan investor menumpuk saham-saham teknologi yang punya potensi pertumbuhan kinerja berkat faktor bekerja dari rumah.
Pada September ini, investor disebut memasuki bulan yang lebih menantang secara historis. Sebab, September biasanya merupakan bulan terburuk untuk saham, menurut analisis dari LPL Financial.
Apalagi, pasar saham mengendarai momentum dari kenaikan beruntun tujuh bulan. Ini menjadi periode yang sangat panjang tanpa kemunduran, mengingat S&P 500 belum mengalami koreksi 5 persen sejak Oktober 2020.
Baca Juga
“Saya pikir mungkin kenaikan bisa terbatas di sini sampai akhir tahun, jadi saya pikir perlu duduk dan mengevaluasi kembali untuk melihat potensi penurunan,” kata Michelle Connell, Pemilik Portia Capital Management kepada Yahoo Finance.
Analis saham lain juga masih optimistis tapi juga hati-hati mengenai pergerakan pasar saham AS ke depan.
"Kami pikir pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pembukaan kembali perdagangan akan terus berlanjut. Apa yang kami lihat adalah hal-hal yang lebih berorientasi pada nilai, dan khususnya di mana ada komponen pendapatan melalui dividen, karena itu cenderung meredam volatilitas,” kata Cliff Corso, Presiden dan Kepala Investasi Advisors Asset Management.