Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks LQ45 Masih Loyo, Ini Daftar Saham yang Untung & Buntung

Dari 45 konstituen indeks paling likuid itu hanya ada 10 emiten yang berada di zona hijau selama tahun berjalan. Sisanya sebanyak 30 emiten berada di zona merah.
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Seorang pria melintasi layar elektronik pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (19/10/2018)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks LQ45 terpantau masih berada di zona merah karena terkoreksi hingga 9,5 persen selama tahun berjalan (year-to-date/Ytd).

Laju indeks andalan itu tersendat sampai dengan September disebabkan oleh sektor konstruksi dan konsumer. PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) tercatat menjadi penekan karena terkoreksi sedalam 52,64 persen.

Adapun setelahnya ditempati oleh PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dengan koreksi sebesar 51,47 persen. Sementara itu dari sektor konsumer, PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) telah turun sebanyak 32,89 persen dan PT Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) sebesar 43,27 persen.

Saat ini, sektor yang menopang kinerja indeks LQ45 adalah menara telekomunikasi. Pasalnya PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mampu tumbuh hingga 84,66 persen. Kompetitor perseroan yaitu PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) pun telah tumbuh 43,23 persen.

Berdasarkan data Investing.com, dari 45 konstituen indeks paling likuid itu hanya ada 10 emiten yang berada di zona hijau selama tahun berjalan. Sisanya sebanyak 30 emiten berada di zona merah.

Di sisi lain, IHSG padahal sudah menunjukkan peningkatan performa sebesar 2 persen menjadi 6.100. Indeks nasional itu bahkan sempat menembus level tertinggi 6.400.

Salah satu saham emiten yang tumbuh dengan eksponensial adalah PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) sebesar 672 persen. Lalu PT Multipolar Tbk. (MLPL) 567,61 persen dan PT Mahaka Radio Intergra Tbk. (MARI) dengan 511,11 persen.

Sebelumnya, Direktur Panin Asset Management Rudiyanto memperikirakan IHSG bisa bergerak ke level 6.700 sampai dengan 6.800 hingga akhir tahun.

Adapun sektor yang menarik untuk dilirik adalah infrastruktur telekomunikasi dan menara. Ketiga sektor, lanjutnya, secara konsisten berhasil mencatat kenaikan laba bersih di tengah pandemi. Kemudian sektor energi seperti batu bara karena valuasinya juga murah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper