Bisnis.com, JAKARTA – Melebarkan sayap ke produksi jamu segar, PT Mustika Ratu TBK (MRAT) optimistis bisa mencetak kinerja keuangan yang makin baik sampai akhir 2021.
“Produk herbal Indonesia itu sebanyak kurang lebih menggunakan 90 persen bahan baku dalam negeri. Pandemi ini kita lihat pendorong industri herbal untuk meningkatkan produksi dengan bahan alami asli Indonesia. Ini sangat positif,” ungkap Direktur Mustika Ratu Jodi Andrea Suryokusumo pada paparan publik, Jumat (27/8/2021)
MRAT optimistis dengan menambah produk-produk dalam kategori jamu modern juga akan membantu proyeksi perseroan kedepannya.
“Hal ini mengingat demand-nya yang cukup drastis. Karena prediksi penjualan jamu dan obat itu bisa mencapai Rp23 triliun dan pada tahun 2025. Hal ini sangat sejalan dengan tren perilaku konsumen yang membeli produk dari pengguna produk herbal ini sangat-sangat merupakan sinyal positif bagi kami,” imbuhnya.
Dengan sinyal positif terebut, Mustika Ratu juga berkomitmen nantinya untuk menambah produk produk jamu yang dapat menjadi obat herbal terstandar atau fitofarmaka.
“Kedepannya kami juga memiliki visi untuk membawa jamu Indonesia ini ke tingkat global dengan dengan cakupan yang lebih luas,” tambahnya.
Baca Juga
Pada penutupan perdagangan Jumat (27/8/2021), saham MRAT tercatat parkir di zona merah, turun 16 poin atau 4,52 persen ke Rp338. Kendati demikian, secara year to date harga sahamnya sudah naik 100 persen. Hari ini, saham MRAT juga diborong asing dengan net buy senilai Rp33,2 juta.