Bisnis.com, JAKARTA – Likuiditas pasar yang masih terjaga berperan penting dalam kenaikan hasil penawaran pada lelang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara pada hari ini.
Berdasarkan siaran pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Selasa (24/8/2021), pemerintah telah melakukan lelang surat berharga syariah negara (SBSN) atau sukuk negara. Lelang hari ini merupakan lelang sukuk negara ke-16 di tahun 2021.
Hasilnya, total penawaran yang masuk senilai Rp52,46 triliun untuk enam seri SBSN yang terdiri atas 1 surat perbendaharaan negara syariah (SPN-S) dan lima project based sukuk (PBS). Jumlah tersebut naik tipis dibandingkan hasil lelang sebelumnya sebesar Rp51,65 triliun
Terkait hal tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, salah satu sentimen utama perbaikan minat investor pada lelang kali ini adalah likuiditas pasar yang masih melimpah. Hal tersebut membuat para investor mencari instrumen-instrumen optimal untuk menyimpan dananya.
“Sentimen ini mampu menekan pergerakan imbal hasil (yield) obligasi Surat Utang Negara (SUN) Indonesia yang cenderung tertekan selama beberapa pekan terakhir,” ujarnya saat dihubungi Bisnis pada Selasa (24/8/2021).
Data dari laman World Government Bonds mencatat, tingkat imbal hasil Surat Utang Negara (SUN) Indonesia seri acuan 10 tahun pada hari ini berada di kisaran 6,417 persen. Dalam sepekan terakhir, pergerakan yield SUN Indonesia hanya menguat 1 basis poin.
Baca Juga
Sebagai catatan, pergerakan harga obligasi dan yield obligasi saling bertolak belakang. Kenaikan harga obligasi akan membuat posisi yield mengalami penurunan sementara penurunan harga akan menekan tingkat imbal hasil.
Ramdhan melanjutkan, investor domestik masih memegang peranan utama dalam lelang kali ini. Selain sektor perbankan, investor reksa dana dan asuransi juga banyak mengikuti lelang hari ini yang terlihat dari jumlah penawaran terbesar pada seri bertenor panjang, yakni PBS031 dan PBS029.
Sementara itu, angka penyerapan yang berada dibawah target disebabkan oleh penguatan imbal hasil SUN Indonesia pada hari ini. Menurut Ramdhan, banyak peserta lelang yang memasukkan penawaran dengan imbal hasil yang kurang sesuai dengan kondisi pasar terkini.
“Ini juga bentuk manajemen risiko utang dari pemerintah untuk menjaga kondisi pasar SBN tetap kondusif. Secara keseluruhan, angka penawaran pada hari ini terbilang masih bagus,” pungkasnya.