Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah 1 Poin, Ditutup di Rp14.384

Kurs Jisdor melemah dari posisi Senin (16/8/2021) di Rp14.383 per dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Rabu (18/8/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.384 per dolar AS, melemah 1 poin atau 0,007 persen dari posisi Senin (16/8/2021) Rp14.383 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup stagnan 0,00 persen di posisi Rp14.372,50 per dolar AS. Sedangkan Indeks dolar AS terpantau melemah 0,07 persen ke level 93,0660 pada pukul 15.22 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, nilai tukar rupiah yang sempat menguat 15 poin di level Rp14.373 pada perdagangan hari ini ditutup stagnan karena sentimen dari dalam dan luar negeri yang ada.

Di dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan pada Juli 2021 mengalami surplus sebesar US$2,59 Miliar. Realisasi itu lebih tinggi dibandingkan surplus pada Juni 2021 sebesar US$1,32 miliar, tetapi masih lebih rendah dari surplus neraca dagang Juli 2020 yakni US$3,26 miliar.

“Selain itu, pelaku pasar merespon positif Pidato Nota Keuangan  yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo mengenai  APBN 2022 yang dirancang antisipatif, responsif, dan fleksibel sebagai instrumen pemulihan ekonomi dan menghadapi berbagai ketidakpastian ke depan,” tulis Ibrahim dalam riset harian, Rabu (18/8/2021).

Ibrahim juga menyebutkan bahwa pemerintah berhati-hati terhadap risiko ketidakpastian meski perekonomian diprediksi akan membaik pada 2022 yang tercermin dari kebijakan fiskal 2022 yang countercyclical untuk mendorong kesiapan sistem kesehatan, pemulihan ekonomi masyarakat dan melanjutkan reformasi struktural.

Sedangkan dari luar negeri Ibrahim menyebutkan investor saat ini mencari risalah dari pertemuan terbaru Federal Reserve AS, yang akan dirilis di kemudian hari, untuk petunjuk waktu bank sentral untuk pengurangan aset dan kenaikan suku bunga.

Selanjutnya The Fed juga akan mengadakan simposium Jackson Hole di minggu berikutnya, yang disebutkan Ibrahim dapat memberikan lebih banyak petunjuk, terutama karena banyak pelaku pasar mengharapkan bank sentral mengumumkan rencana untuk mengurangi pembelian obligasi baik pada pertemuan kebijakan September atau November.

Kemudian ungkapnya, reaksi langsung penarikan tentara AS menimbulkan kekacauan berikutnya yang membuat dolar AS melemah. Di mana keputusan tersebut dinilai menjembatani perpecahan partisan karena mereka yang mendukung penarikan mengkritik cara eksekusi yang terlalu tiba-tiba dan tidak tepat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper