Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minat Investor Masih Tinggi, Reksa Dana Pasar Uang Diprediksi Semakin Moncer

Nilai aktiva bersih (NAB) produk reksa dana pasar uang per akhir Juli 2021 tercatat sebesar Rp104,73 triliun, naik 3,51 persen dari posisi Januari 2021 lalu yang sebesar Rp101,17 triliun.
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha
ILUSTRASI REKSA DANA. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Minat investor terhadap produk reksa dana pasar uang diprediksi tetap tinggi sepanjang tahun ini seiring fluktuasi pasar yang masih akan terjadi dalam beberapa waktu ke depan.

Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan, nilai aktiva bersih (NAB) produk reksa dana pasar uang per akhir Juli 2021 tercatat sebesar Rp104,73 triliun, naik 3,51 persen dari posisi Januari 2021 lalu yang sebesar Rp101,17 triliun.

Reksa dana pasar uang juga menjadi instrumen dengan kinerja terbaik sepanjang tahun 2021. Data Infovesta Utama mencatat, pada periode 6 Agustus – 13 Agustus lalu, reksa dana pasar uang terpantau menguat tipis 0,05 persen.

Sementara, secara year to date reksa dana pasar uang mencetak imbal hasil 2,20 persen, jauh diatas return reksa dana pendapatan tetap pada level 0,87 persen. Reksa dana saham dan campuran masih memiliki memiliki return negatif masing-masing -3,97 persen dan -0,09 persen.

Direktur Avrist Asset Management Farash Farich menjelaskan, kinerja reksa dana pasar uang sepanjang tahun ini masih positif karena sebagian besar portofolionya tidak terpengaruh pergerakan harga di pasar.

“Hal ini berbeda dengan jenis reksa dana lain seperti pendapatan tetap atau saham yang amat terdampak fluktuasi harga dan kondisi pasar,” katanya saat dihubungi pada Rabu (18/8/2021).

Meski demikian, ia memaparkan performa reksa dana pasar uang pada tahun ini tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Salah satu sentimen utama yang mempengaruhinya adalah tren tingkat suku bunga yang saat ini masih berada di level yang rendah.

Farash memprediksi, minat investor terhadap instrumen ini akan tetap positif di sisa tahun 2021. Menurutnya, masih banyak investor yang menjadikan reksa dana pasar uang sebagai salah satu instrumen untuk memarkirkan dana secara sementara.

Hal tersebut, lanjutnya, juga ditopang oleh tingkat likuiditas reksa dana pasar uang yang masih melimpah dalam jangka pendek. Di sisi lain, risiko pada instrumen ini juga cenderung lebih kecil dibandingkan reksa dana lainnya.

“Imbal hasil reksa dana pasar uang juga relatif lebih menarik dibandingkan alternatif investasi sejenis lainnya,” papar Farash.

Sementara itu, guna menjaga kinerja produk reksa dana pasar uangnya, Farash menuturkan Avrist tetap lebih fokus berinvestasi pada produk deposito perbankan. Menurutnya, produk ini memiliki likuiditas yang paling baik dan memberikan imbal hasil lebih stabil.

“Dua hal ini yang paling dibutuhkan oleh investor untuk kebutuhan jangka pendeknya,” pungkas Farash.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper