Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

44 Tahun Pasar Modal, AEI: Emiten Krisis Butuh Perhatian

OJK perlu melakukan pengawasan secara sektoral terutama yang saat ini tengah menghadapi krisis.
Komisaris Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Theo Lekatompessy memberikan paparan pada Leaders Day di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya
Komisaris Utama PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk. Theo Lekatompessy memberikan paparan pada Leaders Day di Wisma Bisnis Indonesia Jakarta, Selasa (7/8/2018)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA - Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) meminta agar pengawasan terhadap para emiten yang menghadapi krisis diperketat. Selain itu, bantuan mempermudah jalan restrukturisasi keuangan pun sangat dibutuhkan.

Anggota Dewan Kehormatan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Theo Lekatompessy mengungkapkan sejumlah tantangan masih mewarnai usia 44 tahun Bursa Efek Indonesia (BEI). Apalagi, Indonesia masih dibayangi pandemi Covid-19 yang berimbas terhadap kinerja sejumlah sektor.

Secara sektoral, terdapat berbagai emiten yang menghadapi krisis di tengah ingar bingar ciamiknya sektor teknologi. Ambil contoh sektor terkait perjalanan maupun sektor tekstil.

"Sektor-sektor yang sudah lama, sektor tekstil seperti Sritex, itu mengalami krisis. Sebelumnya, sektor-sektor yang sudah terkena non emiten di asuransi seperti Asabri dan Jasindo, kasihan saja," urainya kepada Bisnis, Senin (9/8/2021).

Dengan demikian, dia meminta agar OJK mengontrol dan mengawasi pasar modal tidak secara keseluruhan lagi saja. Perlu juga melihat secara sektoral terutama yang saat ini tengah menghadapi krisis.

Perlu ada kebijakan khusus terutama pada sektor-sektor tersebut, seperti kebijakan pengawasan yang lebih diperketat dengan mengadakan paparan publik lebih sering per semester atau per kuartal.

Selain itu, relaksasi untuk restrukturisasi keuangannya pun perlu dibuat khusus tidak hanya 1 tahun seperti POJK yang berlaku saat ini. Dengan begitu, sektor yang tengah krisis ini dapat terselamatkan dan kembali bertumbuh.

Dia menyebut kedatangan emiten-emiten baru alias IPO tidak merata, karena kebanyakan investor strategis yang mengumpulkan dana dengan ukuran kecil.

"Sebanyak Rp21,9 triliun hanya satu saja dari BUKA, sisanya yang IPO itu dicampur semuanya bisa hanya Rp4 triliun. Kebanyakan investor strategis, BUKA jadi mayoritas pertumbuhan kue saat ini," paparnya.

Selain itu, mayoritas investor millenials yang masuk menjadi pertanyaan pula dari sisi keberlanjutan. Hal ini karena sumber dananya yang masih belum stabil.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper