Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan penggalangan dana (fund raising) di pasar modal per 3 Agustus 2021 mencapai Rp117,94 triliun.
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso menyampaikan penggalangan dana di pasar modal per 3 Agustus 2021 mencapai Rp117,94 triliun. Nilai fund raising itu berasal dari 92 penawaran umum atau aksi korporasi.
"Penggalangan dana paling besar berasal dari Penawaran Umum Terbatas (PUT) senilai Rp35,66 triliun dari 17 aksi korporasi," paparnya, Minggu (8/8/2021).
PUT ialah aksi korporasi di mana perseroan menawarkan hak (right) kepada pemegang saham yang ada untuk mendapatkan saham baru yang tentu saja berarti menyetor modal dengan rasio tertentu. Aksi korporasi ini berupa rights issue atau private placement.
Selanjutnya, Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) tahap II berkontribusi senilai Rp35,05 triliun dari 30 perusahaan, dan PUB EBUS tahap I sejumlah Rp14,33 triliun dari 17 perusahaan.
Aksi penawaran umum saham perdana atau IPO mencapai Rp28,41 triliun dari 25 emiten. Kemudian, ada EBUS senilai 4,5 triliun dari 3 aksi penawaran umum.
Baca Juga
Secara total penggalangan dana per 3 Agustus 2021 yang mencapai Rp117,94 triliun bakal menyalip realisasi 2020 sebesar Rp118,8 triliun. Apalagi, pada 6 Agustus 2021, ada IPO PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA), dengan perolehan dana Rp21,9 triliun.
JUMLAH EFEKTIF EMISI EFEK (per 3 Agustus 2021)
Jenis Penawaran Umum | Jumlah Penawaran Umum | Nilai Penawaran Umum (Rp triliun) |
IPO | 25 | 28,41 |
PUT | 17 | 35,66 |
EBUS | 3 | 4,5 |
PUB EBUS Tahap I | 17 | 14,33 |
PUB EBUS Tahap II | 30 | 35,05 |
TOTAL PU | 92 | 117,94 |
Sebelumnya, OJK memperkirakan penggalangan dana di pasar modal masih akan tumbuh pada 2021, bahkan berpotensi menyentuh Rp180 triliun.
Wimboh menilai di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di Indonesia, stabilitas sektor jasa keuangan masih terjaga. Sejumlah indikator ekonomi terpantau membaik, salah satunya di pasar modal yang mana indeks harga saham gabungan (IHSG) yang berhasil menguat 0,73 persen secara year to date ke level 6.023,01 per 2 Juli 2021.
“Memang tidak sebesar di awal tahun yang bisa menyentuh 6.300-an. Tapi ini masih menguat 0,73 persen dan pada Juni juga ada net buy asing sebesar Rp4,87 triliun. Jadi di pasar modal kelihatannya volatilitasnya masih terjaga,” papar Wimboh dalam acara Bisnis Indonesia Mid Year Economic Outlook yang digelar secara virtual, Selasa (6/7/2021).
OJK juga mencatat penghimpunan dana di pasar modal telah mencapai Rp67,8 triliun per 29 Juni 2021, antara lain berasal dari aksi penawaran umum saham perdana (IPO) 20 perusahaan baru dan sejumlah penawaran umum berkelanjutan efek bersifat surat utang dan sukuk (PUB EBUS).
Di sisi lain, jumlah investor pasar modal juga terpantau terus mengalami peningkatan. Per akhir Mei 2021, jumlah investor pasar modal mencapai 5,37 juta investor atau naik sekitar 96 persen secara year on year.
Wimboh menilai realisasi tersebut sebagai indikator positif dari pasar modal, apalagi dari jumlah tersebut investor ritel berusia di bawah 30 tahun mendominasi jumlah investor pasar modal dalam negeri.
“Ruang konsumsi yang makin kecil membuat uang milenial tidak hanya disimpan di bank, tetapi juga dicoba dimasukkan di pasar modal. Ini adalah satu fenomena yang bagus,” imbuh Wimboh.
Lebih lanjut, dia memperkirakan penggalangan dana di pasar modal dapat terus bertumbuh hingga akhir tahun bahkan hingga Rp180 triliun. Salah satunya ditopang oleh sejumlah rencana penggalangan dana yang sudah ada dalam pipeline bursa.
“Ini berdasarkan tadi apa yang sudah dicapai tadi dan yang di dalam pipeline sehingga kami perkirakan range-nya antara Rp150-Rp180 triliun,” pungkas Wimboh.