Bisnis.com, JAKARTA – Peningkatan partisipasi investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) Indonesia diperkirakan akan meningkat jelang akhir tahun.
Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengungkapkan bahwa saat ini kondisi pasar SBN domestik positif sehingga berpotensi untuk menarik investor asing ke dalam negeri.
“Kalau kondisi pasar domestik stabil, maka potensi investor asing menjelang akhir tahun masuk ke kita cukup besar. Masuknya mereka ini akan menambah likuiditas di pasar,” ungkap Ramdhan kepada Bisnis, Minggu (8/8/2021).
Dia pun menilai bahwa kondisi pasar SBN Indonesia cukup stabil yang bisa dilihat dari peningkatan imbal hasil atau yield Tanah Air yang meningkat. Di sisi lain juga lebih unggul jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga.
Bahkan ungkap Ramdhan secara global, Indonesia menjadi salah satu negara yang memberikan yield SBN tinggi. Ditambah lagi, saat ini suku bunga global yang rendah akan membuat investor asing membidik yield yang tinggi.
Berdasarkan data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pada Senin (2/8/2021) lalu tercatat imbal hasil SBN Indonesia bertenor 10 tahun yaitu 6,29 persen. Angka tersebut naik 40,5 bps selama tahun berjalan atau year to date.
Baca Juga
Capaian tersebut telah melewati prediksi yield akhir tahun yang diperkirakan Ramdhan sebelumnya. Dan kini dia menyebutkan yield tersebut masih berpotensi naik hingga akhir tahun.
Hal tersebut dikarenakan, pasar surat utang negara (SUN) walaupun berkurang partisipasi asing tetapi masih kuat ditopang oleh investor dalam negeri. Apalagi dalam beberapa lelang SUN yang dilaksanakan menunjukkan tren peningkatan jumlah penawaran.
“Domestik investor, terutama bank sendiri punya likuiditas yang tinggi karena dana masyarakat yang apalagi pandemi begini masyarakat cenderung saving ya,” ungkap Ramdhan.
Tingginya likuiditas di pasar domestik sendiri ungkapnya membuktikan bahwa stabilnya pasar di Indonesia dan dengan sendirinya akan menarik investor asing. Jika perekonomian secara makro dan likuiditas pasar terjaga dan stabil hingga akhir tahun ini, kedatangan investor asing pun hanya masalah waktu tegas Ramdhan.
Seperti diketahui, berdasarkan data DJPPR Kementerian Keuangan, hingga awal Agustus 2021, tingkat kepemilikan asing pada SBN Indonesia tercatat sebesar Rp967,31 triliun atau 22,56 persen dari total surat utang.
Jumlah tersebut lebih rendah dibandingkan kepemilikan asing pada periode Desember 2020 lalu, dimana asing memiliki 25,16 persen atau Rp973,91 triliun dari SBN Indonesia yang dapat diperdagangkan.
“Jadi asing memang belum berbondong-bondong masuk ke kita… tapi market kita relatif pulih karena memang domestik kita punya likuiditas yang kuat dan masif terutama perbankan sendiri,” ujar Ramdhan.