Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Covid-19 Varian Delta Membayangi, Wall Street Melemah

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,31 persen atau 110,72 poin ka level 35.096,17, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,18 persen ke 4.429,02.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) melemah pada awal perdagangan hari ini, Senin (9/8/2021), karena investor mempertimbangkan kekhawatiran mengenai stimulus dan kebangkitan varian virus delta yang menyebar cepat

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Dow Jones Industrial Average melemah 0,31 persen atau 110,72 poin ka level 35.096,17, sedangkan indeks S&P 500 melemah 0,18 persen ke 4.429,02.

Di sisi lain, indeks Nasdaq 100 terpantau menguat 0,02 persen ke level 15.114,97.

Sektor energi dan industri menyeret indeks ke zona merah. Pelemahan sejumlah komoditas juga turut menekan sentimen pasar saham.

Minyak mentah menyentuh level terendah dalam tiga minggu di tengah kekhawatiran strain virus delta akan menghambat pertumbuhan permintaan. Sementara itu, harga emas menyentuh level terendah sejak Maret sebelum memangkas kerugian.

Data non-farm payroll AS yang kuat pada hari Jumat meningkatkan prospek kenaikan suku bunga acuan AS, yang akan membuat logam mulia kurang menarik dibandingkan dengan aset lainnya.

Laporan tenaga kerja hari Jumat, serta komentar dari Presiden Fed Dallas Robert Kaplan, telah mengipasi ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai mengurangi stimulus moneter besar-besaran.

Investor juga tengah mengamati perkembangan varian delta yang menyebar dengan cepat, Data inflasi AS akhir pekan ini akan menjadi penanda utama menjelang simposium Jackson Hole akhir bulan ini.

“Ada kekhawatiran bahwa jika ekonomi tumbuh sangat, sangat kuat maka itu mungkin akan mendorong pengetatan atau pengurangan program obligasi The Fed,” ungkap Shane Oliver, kepala analis investasi dan kepala ekonom di AMP Capital, seperti dikutip Bloomberg, Senin (9/8/2021).

Ada kemungkinan besar mereka akan mengumumkan pengurangan itu pada bulan September dan itu akan dimulai akhir tahun ini,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper