Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bukalapak (BUKA) dan Tokopedia Berebut Pasar UMKM

Manajemen BUKA membidik peritel mikro dan sejenisnya di segmen UMKM melalui program Mitra Bukalapak. Sementara Tokopedia tengah melebarkan sayap ke wilayah pedesaan.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Jakarta, Kamis (5/8/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) akan melakukan hajatan pencatatan saham perdana atau initial public offering di pasar modal Indonesia hari ini, Jumat (6/8/2021).

BUKA akan menjadi unicorn pertama yang menjadi perusahaan terbuka dengan dana himpunan terbesar sepanjang sejarah. Unicorn e-commerce ini menawarkan 25,75 miliar saham dengan harga Rp850 per saham. 

Artinya, raksasa teknologi itu berpotensi meraup dana mencapai Rp21,9 triliun. Jumlah itu melampaui dana yang pernah diraup oleh PT Adaro Energy Tbk (ADRO) sebesar Rp12,25 triliun.

Berdasarkan prospektus yang diterbitkan oleh perseroan, menguasai pangsa pasar sekitar 14,8 persen dari seluruh segmen e-commerce di Indonesia pada 2020. Namun, untuk kategori kota non-tingkat 1 di Indonesia, BUKA memegang pangsa pasar sebesar 35 persen pada tahun 2020 berdasarkan gross merchandise value (GMV).

Manajemen BUKA membidik peritel mikro dan sejenisnya di segmen UMKM melalui program Mitra Bukalapak.

Sementara Tokopedia, kompetitor BUKA, tengah melebarkan sayap ke wilayah pedesaan. Calon emiten itu pun telah menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Jawa Barat. Niatnya, e-commerce hijau itu akan berkonsentrasi pada pengembangan desa digital, layanan publik digital, dan pemberdayaan petani buah dan sayur di Jawa Barat.

Manajemen BUKA berasumsi kompetitor lain akan berkonsentrasi pada warung untuk meningkatkan kehadiran di kota tingkat dua dan tingkat tiga serta wilayah pedesaan. Saat ini terdapat sekitar 50.000 toko ritel modern di seluruh Indonesia namun ada lebih dari 6 juta warung di Indonesia yang populer di kota tingkat 2 dan tingkat 3 serta wilayah pedesaan.

Dalam prospektus BUKA memperkirakan e-commerce di kota non-tingkat 1 akan mengalami kenaikan 5 kali lipat selama periode prakiraan. Penopangnya  adalah dorongan pemerintah yang kuat untuk mempromosikan digitalisasi kota tingkat 2 dan tingkat 3.

Lalu peningkatan infrastruktur internet dan investasi dalam infrastruktur fisik. Lalu pemain E-commerce yang berupaya memanfaatkan jaringan warung yang luas untuk mengembangkan bisnis mereka dan menggerakkan pertumbuhan masa depan mereka di Indonesia. 

Sebelumnya, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin menjelaskan bahwa perusahaan dalam beberapa tahun ini telah mengembangkan platform Mitra Bukalapak dengan mendigitalisasi UMKM melalui warung-warung maupun perorangan yang berlokasi di luar kota-kota besar. 

“Bukalapak adalah salah satu perusahaan teknologi pertama yang menciptakan salah satu solusi digitalisasi UMKM offline,” ungkap Rachmat dalam acara paparan publik.

Dia menyebutkan platform Mitra Bukalapak sebagai bagian dari transformasi dan inovasi perusahaan dari e-commerce yang melayani pasar online menjadi all commerce yang melayani segenap masyarakat. 

Mitra Bukalapak pun dipercaya sebagai jembatan antara ruang online dan offline saat ini. Selain itu, dia mengungkapkan bahwa dengan terdigitalisasinya warung ini akan membantu UMKM untuk naik kelas dan bersaing dengan warung ritel modern yang ada saat ini. 

“Bukalapak saat ini mungkin belum menjadi perusahaan teknologi yang transaksinya paling besar, punya modal paling banyak atau paling terkenal. Fokus kami adalah menjadi perusahaan all-commerce yang terbaik dan yang terdepan dalam memberikan solusi untuk pedagang UMKM baik online, offline. Dan masyarakat baik di kota besar, kota kecil maupun di desa,” tutur Rachmat. 

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper