Bisnis.com, JAKARTA – Salah satu investor PT Bukalapak.com, yakni Pandu Sjahrir cukup sering membicarakan mengenai prospek dan seluk beluk perusahaan teknologi melalui unggahan media sosialnya.
Hal itu setidaknya tampak dalam dua unggahannya di akun media sosial @pandusjahrir pada Juli lalu. Sekadar catatan, Pandu merupakan salah satu investor di Bukalapak. Meskipun kepemilikan langsung di Bukalapak hanya di bawah 0,1 persen, Pandu memimpin perusahaan modal ventura Indies Capital yang memiliki saham di Bukalapak 0,51 persen melalui Komodo Indigo Investment Ltd.
Adapun, dalam unggahannya di akun Instagram resminya pada 16 Juli 2021 lalu, Pandu mengunggah konten mengenai pandangannya tentang IPO perusahaan teknologi pertama di Indonesia.
“Lantai bursa kini semakin dinamis dengan hadirnya IPO perusahaan teknologi pertama di Indonesia. Penting untuk memahami segala sisi dari IPO ini. Jika Anda tertarik untuk menambah portofolio teknologi, ini bisa jadi salah satu pertimbangan. Simak beberapa pandangan saya tentang IPO ini,” ujarnya dalam caption unggahan Instagramnya, seperti dikutip pada Kamis (5/8/2021)
Lihat postingan ini di Instagram
Dalam hal ini dia menyebut nama Bukalapak dalam unggahannya tersebut. Dia mengatakan bahwa Bukalapak dengan market cap yang ada saat ini, sudah terbukti model bisnisnya. Selain itu dia juga memuji Bukalapak yang akan melakukan IPO terbesar dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dia juga menegaskan dalam unggahannya bahwa IPO Bukalapak bukanlah exit strategy dari investor existing.
“Jangan lupa, investment ke perusahaan teknologi itu penggunaanya hanya dua yaitu penguatan teknologi for a better service to customer dan human capital untuk mencari best-in-class talent untuk masuk di perusahaan itu,” ujarnya.
Baca Juga : Jalan Terang Bukalapak (BUKA) Hingga Mitratel jadi Emiten Blue Chips (IDX30, LQ45 Hingga IDX BUMN20) |
---|
Selain unggahannya pada 16 Juli tersebut, Pandu juga kembali mengunggah konten mengenai masa depan investasi di perusahaan teknologi pada 23 Juli 2021 lalu. Dalam salah satu thread-nya dia menyebutkan sejumlah sektor selain e-commerce dan ride hailing yang patut diperhitungkan untuk investasi.
“Selain investasi di perusahaan teknologi yang sedang hangat belakangan ini, ada sektor lain yang bisa jadi pertimbangan, di mana tetap erat kaitannya dengan teknologi. Bagi saya, investasi di perusahaan teknologi berarti kita mengembangkan sisi teknologi itu sendiri dan sisi manusia di dalamnya, yaitu untuk memberikan layanan yang lebih baik lagi kepada customer dalam skala yang lebih luas,” tulisnya melalui akun @pandusjahrir yang diunggah pada 23 Juli 2021.
Lihat postingan ini di Instagram
Dia pun menegaskan investasi di perusahaan teknologi berkaitan dengan dua hal yakni teknologi dan manusia.
Adapun, Bukalapak dijadwalkan melakukan IPO pada 6 Agustus 2021. Bukalapak akan menggunakan kode ticker BUKA ketika melantai di BEI nantinya.
BUKA mengumumkan penawaran umum perdana saham sebanyak 25,76 miliar lembar saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru yang dikeluarkan dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp50. Jumlah itu setara dengan 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
Bukalapak menetapkan harga pelaksanaan IPO Rp850 sehingga perolehan dana dari aksi korporasi itu mencapai Rp21,90 triliun. Posisi harga IPO itu merupakan batas atas karena BUKA membanderol harga pada kisaran Rp750—Rp850 pada periode bookbuilding.