Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penawaran Lelang SUN Besok Ditaksir Tembus Rp80 Triliun

Angka penawaran lelang SUN kemungkinan dapat melebihi Rp80 triliun dengan melihat kondisi pasar saat ini yang positif.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Angka penawaran Lelang Surat Utang Negara (SUN) besok Selasa (2/8/2021) diprediksi akan lebih dari Rp80 triliun sejalan dengan kondisi pasar yang masih menguat. 

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan melihat kondisi pasar saat ini yang masih menguat akan berpengaruh pada angka penawaran lelang SUN besok. 

Dia menjelaskan, kondisi pasar domestik saat ini memiliki likuiditas yang tinggi sehingga tren pasar menguat meski pun melandai dalam dua bulan terakhir. 

"Pasar SUN masih masih menguat terutama dari investor domestik yang memiliki likuiditas yang baik terutama dari sektor perbankan," jelasnya saat dihubungi pada Senin (2/8/2021). 

Berdasarkan data dari laman World Government Bonds pada Senin (2/8/2021), tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun berada di kisaran 6,378 persen. 

"Angka penawaran kemungkinan dapat melebihi Rp80 triliun dengan kondisi pasar saat ini,” imbuhnya.  

Adapun target indikatif dari lelang SUN esok hari ditentukan senilai Rp33 triliun dan target maksimal senilai Rp49,5 triliun.

Kemudian Ramdhan mengatakan seri 5 dan 10 tahun ke depan akan menjadi incaran oleh investor yang akan menjadi seri benchmark ke depan. 

Semantara itu, berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, besok pemerintah akan menawarkan tujuh seri SUN yang terdiri dari SPN12211104, SPN12220527, FR0090, FR0091, FR0088, FR0092, dan FR0089. Seluruh seri yang dilelang merupakan seri reopening.

Di sisi lain, menurutnya angka penularan harian Covid-19 di Indonesia masih mengganggu kondisi pasar yang berpengaruh pada kondisi ekonomi secara nasional. Selain itu, kebijakan PPKM Darurat ini juga membuat investor menjadi ragu. 

“Faktor domestik masih memengaruhi kondisi pasar obligasi, dengan kestabilan ekonomi sekarang apa lagi ditunjang likuiditas dari perbankan yang relatif masih tinggi,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yuliana Hema
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper