Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan mengawali perdagangan Agustus 2021 dengan langkah lamban dan cenderung memerah pada perdagangan besok, Senin (2/8/2021).
Sepanjang sepekan terakhir penutup Juli 2021, indeks mengalami koreksi hingga 0,52 persen dari level 6101,69 pada penutupan Jumat pekan sebelumnya. Aksi ambil untung diperkirakan jadi penyebabnya.
Pada Jumat (30/7/2021), IHSG ditutup di level 6069,84 turun 0,83 persen dari penutupan kemarin di level 6120,72. Adapun, kapitalisasi pasar sebesar Rp7259,09 triliun.
Kendati demikian, jika membandingkan secara bulan ke bulan, IHSG menutup Juli 2021 menguat 1,41 persen dibandingkan dengan penutupan Juni lalu di level 5985,48.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani menjelaskan sepanjang pekan kemarin IHSG dipengaruhi rilis laporan keuangan kuartal II/2021 emiten serta hasil meeting FOMC.
"Selain itu juga investor masih melihat penyebaran Covid-19 di berbagai negara dan juga PPKM di Indonesia," jelasnya kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).
Baca Juga
Beberapa rilis laporan keuangan emiten menunjukan perbaikan, tetapi ada beberapa emiten yang bertumbuh di bawah ekspektasi karena kasus Covid-19 yang masih tinggi dan pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari ekspektasi.
Senada, Head of Equity Trading MNC Sekuritas Medan Frankie Wijoyo Prasetio mengungkapkan laju IHSG memang sempat menembus level psikologi 6.100 pada pekan ini.
"Sebenarnya kinerja IHSG pekan ini bisa dikatakan cukup stabil dan cenderung menguat, dimana ada sentimen PPKM darurat yang diperpanjang yang sebelumnya sempat dikhawatirkan akan membuat IHSG koreksi hingga dibawah level 6.000," ujarnya kepada Bisnis.
Menurutnya, pelemahan IHSG di hari penutupan bursa bulan ini dirasa karena aksi profit taking oleh investor, yang memanfaatkan momen kenaikan IHSG sepanjang pekan ini.
Selain itu, laporan keuangan yang telah dirilis sebagian besar memang menunjukan pertumbuhan kinerjanya. Hal ini cukup baik menimbang bahwa tahun ini, ekonomi baik Indonesia maupun secara global masih dibayangi masalah pandemi Covid-19.
"Jadi proyeksinya pekan depan IHSG masih cenderung melaju secara mendatar dan berpeluang menguat seiring minat investor asing yang meningkat," paparnya.
IHSG, menurut Frankie, masih cenderung belum naik signifikan setelah penanganan Covid-19 dalam negeri, jika dibandingkan dengan indeks komposit negara lain yang sudah naik, yang diikuti dengan kasus Covid-19 yang melandai.
Frankie memperkirakan IHSG akan bergerak flat seperti yang sudah terjadi sepanjang pekan pamungkas Juli 2021. Sementara, Hendriko memproyeksikan IHSG masih berpotensi bergerak melemah pada rentang 6020-6140.