Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Baru Tercapai 30 Persen, WTON Rombak Prognosis Nilai Kontrak Baru 2021

PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp8,02 triliun pada tahun ini.
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja melakukan pengecekan rutin beton di pabrik milik PT Wijaya Karya Beton./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Wijaya Karya Beton Tbk. (WTON) sedang menghitung kembali prognosis nilai target kontrak baru pada semester II/2021 untuk menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19. Dari target Rp8,02 triliun, perseroan baru memperoleh Rp2,51 triliun atau sekitar 31,29 persen.

Sekretaris Perusahaan WTON Yuherni Sisdwi mengatakan nilai kontrak baru perseroan mencapai Rp2,51 triliun selama semester I/2021. Angka tersebut naik sekitar 67,33 persen dari realisasi paruh pertama 2020, yang senilai Rp1,5 triliun.

"Manajemen masih melakukan kalkulasi ulang atas prognosis pada semester II/2021. Hal ini tentunya juga perlu dikoordinasikan dengan induk perusahaan. Semoga dalam waktu dekat segera dirilis prognosa akhir tahun ini," tuturnya kepada Bisnis, Minggu (1/8/2021).

Seperti diketahui, WTON juga merevisi target nilai kontrak baru pada 2020, dari Rp11,47 triliun menjadi Rp5,26 triliun. Adapun realisasi nilai kontrak baru perseroan pada tahun lalu, mencapai Rp4,8 triliun atau 91,25 persen dari target revisi perseroan.

Yuherni sebelumnya menargetkan pihaknya dapat memiliki pertumbuhan sebesar 80 persen pada perolehan nilai kontrak baru 2021. Menurutnya, penentuan pertumbuhan performa perseroan akan terlihat secepatnya pada kuartal III/2021.

Seperti tahun lalu, nilai kontrak baru yang didapatkan WTON pada semester I/2021 berasal dari lima sektor, yakni infrastruktur, properti, energi, pertambangan, dan industri. Kontribusi nilai kontrak baru dari pasar infrastruktur masih mendominasi dan naik menjadi 78,9 persen dari posisi 71,46 persen.

Sementara itu, kontribusi pasar properti naik dari 5,11 persen menjadi 13,87 persen, sedangkan sumbangan sektor pertambangan cukup stabil di level 0,23 persen. Adapun, permintaan dari sektor energi mengalami penurunan lantaran kontribusinya berkurang dari 9,97 menjadi 6,97 persen.

Penurunan kontribusi terbesar ada di pasar industri. Yuherni mencatat kontribusi kontrak baru dari sektor industri hanya 0,03 persen, turun dari 13,2 persen pada semester I/2020.

Di sisi lain, dia mengatakan anak usaha emiten BUMN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) itu sedang berusaha mengembangkan peluang pasar baru di negara lain. Selain itu, perseroan juga mencari pasar baru dengan cara bersinergi dengan grup perseroan.

"Selain dari produk dan jasa yang dihasilkan pada bidang konstruksi yang sudah menjadi sektor yang dijalani perusahaan, inovasi produk dan jasa sebagai pengembangan produk dan pasar bagi perseroan akan terus digenjot untuk menciptakan ceruk pasar baru," ucap Yuherni.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Andi M. Arief
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper