Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Kembali Melemah, Investor Deg-degan Tunggu Hasil The Fed

The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa (27/7), diikuti oleh konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell pada Rabu waktu setempat.
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan Dolar AS di Jakarta, Rabu (27/1/2021). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 15 poin atau 0,11 persen menjadi Rp14.050 per dolar AS. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Dolar AS melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (28/7/2021) waktu New York, AS, ketika investor menunggu hasil pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve pada pekan ini.

Mengutip Antara, Rabu (29/7/2021), indeks greenback terpangkas 0,26 persen di 92,362 pada perdagangan sore, tetapi masih dalam jarak dekat dari tertinggi 3,5 bulan di 93,19 yang dicapai pada 21 Juli.

Mata uang AS telah meningkat secara luas selama lebih dari sebulan di tengah ekspektasi bahwa ketika pemulihan ekonomi meningkat, The Fed akan mulai mengurangi dukungan moneternya untuk menjaga inflasi tetap terkendali. Namun, peningkatan kasus varian delta Covid-19 dapat mengaburkan prospek tersebut.

"Dolar telah mengalami lonjakan musim panas yang bagus dan saya pikir risiko peristiwa yang ditimbulkan oleh The Fed sudah cukup untuk sedikt menekan dolar," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

The Fed memulai pertemuan dua hari pada Selasa (27/7), diikuti oleh konferensi pers oleh Ketua Jerome Powell pada Rabu waktu setempat.

“Saya pikir dia hanya akan memberi sinyal ke pasar bahwa mereka telah mendiskusikan ukuran tapering, mereka mendiskusikan bagaimana tapering, tetapi mereka masih dalam sikap menunggu dan melihat, mengingat di mana kita berada dalam pemulihan,” kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.

Data pada Selasa (27/7) menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen AS melayang di level tertinggi 17-bulan pada Juli, menunjukkan ekonomi mempertahankan pertumbuhan yang kuat pada awal kuartal ketiga.

Secara terpisah, Dana Moneter Internasional (IMF) meningkatkan prospek pertumbuhannya untuk Amerika Serikat dan negara-negara kaya lainnya karena dukungan fiskal yang berkelanjutan dan akses ke vaksin Covid-19, sementara pada saat yang sama menurunkan perkiraannya untuk sejumlah negara berkembang.

Secara keseluruhan, IMF mempertahankan perkiraan pertumbuhan global 6,0 persen untuk tahun 2021 dalam pembaruan untuk Prospek Ekonomi Dunia.

Euro naik tipis 0,26 persen, berpindah tangan pada level US$1,1833 versus greenback, sementara sterling naik 0,55 persen menjadi US$1,38925 karena data awal tampaknya menunjukkan surutnya lonjakan kasus Covid-19 di Inggris terlepas dari penghapusan banyak pembatasan sosial minggu lalu.

Di tempat lain, kekhawatiran atas penyebaran varian delta dan kegelisahan pasar saham Hong Kong membebani mata uang yang berorientasi pada risiko.

Dolar Australia melemah 0,26 persen sementara dolar Selandia Baru turun 0,56 persen.

Yuan China bertahan menguat meskipun terjadi gejolak di ekuitas dan naik 0,66 persen pada 6,5255 yuan per dolar.

Di pasar mata uang kripto, Bitcoin naik 1,04 persen pada US$37.677,58, tetapi turun dari tertinggi Senin (26/7) di atas US$40.000 , setelah Amazon.com mengatakan laporan berita akhir pekan yang mengklaim bahwa pihaknya sedang bersiap untuk menerima pembayaran kripto adalah salah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper