Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emas Berbalik Menguat Dekati US$1.800 Terdorong Pelemahan Dolar AS

Logam mulia telah bergerak terbatas dalam kisaran perdagangan yang ketat dalam beberapa pekan terakhir setelah sempat melewati US$1.830, gagal memanfaatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lemah.
ilustrasi emas batangan 24 karat/Bisnis
ilustrasi emas batangan 24 karat/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Emas menguat kembali mendekati level psikologis US$1.800 pada akhir perdagangan Selasa (27/7/2021) waktu Amerika Serikat (AS), berbalik naik dari penurunan dua sesi sebelumnya.

Mengutip Antara, Rabu (28/7/2021) penguatan emas didorong oleh melemahnya dolar dan imbal hasil riil obligasi AS yang jatuh, namun kenaikan dibatasi kehati-hatian investor menjelang hasil pertemuan Federal Reserve.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus di divisi Comex New York Exchange, naik tipis US$0,6 atau 0,03 persen, menjadi ditutup pada US$1.799,80 per ounce. Sehari sebelumnya, Senin (26/7), emas berjangka merosot US$2,6 atau 0,14 persen menjadi US$1.799,20 per ounce.

Emas berjangka juga jatuh US$3,6 atau 0,2 persen menjadi US$1.801,80 pada Jumat (23/7), setelah naik US$2,0 atau 0,11 persen menjadi US$1.805,40 pada Kamis (22/7), dan jatuh US$8,0 atau 0,44 persen menjadi US$1.803,40 pada Rabu (21/7).

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya tergelincir 0,3 persen, meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.

Juga, imbal hasil pada Treasury Inflation-Protected Securities (TIPS) bertenor 10 tahun mencapai rekor terendah, diterjemahkan ke dalam berkurangnya peluang kerugian memegang emas.

Logam mulia telah bergerak terbatas dalam kisaran perdagangan yang ketat dalam beberapa pekan terakhir setelah sempat melewati US$1.830, gagal memanfaatkan imbal hasil obligasi pemerintah AS yang lemah.

“Emas harus dilihat dari perspektif lintas aset dan bukan hanya dari obligasi, dan dengan pengembalian yang kuat di pasar ekuitas menghambat aliran modal ke emas," kata Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities.

Dia menambahkan bahwa data ekonomi yang lebih lemah ke depan kemungkinan akan mendorong harga emas lebih tinggi lagi.

Investor sekarang mengawasi bagaimana Fed menyeimbangkan percepatan inflasi dengan meningkatnya ancaman ekonomi dari varian virus corona Delta, dalam pertemuan kebijakan dua hari yang dimulai pada Selasa (27/7).

Lukman Otunuga, analis senior di FXTM, juga mengatakan dalam sebuah catatan bahwa emas bisa tetap terikat dalam kisaran sempit sampai pertemuan Fed.

“Bank sentral yang hawkish dapat memberikan pukulan berat pada emas dengan imbal hasil nol. Namun, pertemuan yang dipenuhi dengan dovish dapat meningkatkan daya tarik logam mulia, mungkin mengirim harganya lebih tinggi.”

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 66,9 sen atau 2,64 persen, menjadi ditutup pada US$24,649 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun US$20,5 atau 1,92 persen menjadi ditutup pada US$1.049,5 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper