Bisnis.com, JAKARTA - Kinerja cemerlang terus ditunjukkan oleh emiten logistik PT Adi Sarana Armada Tbk. (ASSA) yang mencatatkan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih. Kinerja ini berbanding lurus dengan rekomendasi para analis.
Analis Samuel Sekuritas Nashrullah Putra memberikan rekomendasi beli terhadap saham ASSA dengan target harga Rp3.000, berdasarkan sum-of-the-parts valuation (SOTP).
"Ekosistem digital logistik ASSA kami perkirakan akan tumbuh pesat, sejalan dengan pertumbuhan GMV sektor digital transportasi & makanan yang berpotensi mencapai US$16 miliar pada tahun penuh 2025, naik 5 kali dengan CAGR 28 persen dari tahun penuh 2020," katanya dalam riset dikutip Rabu (28/7/2021).
Pertumbuhan utama ASSA berasal dari Anteraja, dengan potensi kenaikan 29 persen CAGR dengan proyeksi rata-rata pengiriman paket per hari mencapai 648.000 pada tahun penuh 2023.
Proyeksi tersebut masih konservatif menghasilkan perkiraan pertumbuhan top-line dan bottom-line sebesar 28 persen dan 44 persen dalam tiga tahun CAGR sepanjang 2021-2023.
"Hal terpenting dari perusahaan teknologi adalah ekosistem, ASSA telah berpengalaman berbisnis logistik lebih dari 15 tahun dengan ketiga pillar bisnisnya yang terintegrasi yakni rental kendaraan, penjualan mobil bekas, dan end-to-end logistic," urainya.
Baca Juga
Dari ekosistem tersebut, ASSA berinovasi mengembangkan bisnis teknologi dimulai dari didirikannya express delivery Anteraja, serta venture teknologi lainnya yaitu Share Car, Caroline, Cartalog, JBA Bidwin, Titipaja, Travelite, dan Bisnisaja.
Proyeksi pertumbuhan pengiriman paket AnterAja membuat Samuel Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih 28 persen dan 44 persen CAGR pada FY21-23F, mencapai Rp6,3 triliun dan Rp251 miliar pada tahun penuh 2023.
"Proyeksi tersebut konservatif, lebih rendah dari proyeksi manajemen yang menargetkan sebanyak lebih dari 1 juta paket per hari pada tahun penuh 2025," katanya.
Dia juga memperkirakan masih ada faktor risiko dari tiga hal utama yakni pandemi Covid-19 berkepanjangan, justifikasi valuasi perusahaan teknologi, dan risiko persaingan dan perang harga.
Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Kevin Suryajaya menilai prospek bisnis jangka panjang ASSA positif karena diversifikasinya ke bisnis jasa kurir.
"Secara keseluruhan, kami tetap positif mengenai prospek bisnis jangka panjang ASSA karena kami percaya bahwa pengiriman last mile akan terus berkembang dengan konsumen yang mengubah perilaku pembelian mereka ke belanja online karena pandemi dan kebijakan tinggal di rumah," jelasnya.
Pada penutupan perdagangan hari ini, Rabu (28/7/2021), harga saham ASSA turun 100 poin atau 3,91 persen ke level 2.460 dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp8,36 triliun.
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.