Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yield SUN Indonesia Kembali Menguat, Permintaan Menanjak

World Government Bonds pada Selasa (27/7/2021) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun berada di kisaran 6,4 persen. Dalam sepekan terakhir, pergerakan yield SUN Indonesia terpantau menguat hingga 1,8 basis poin.
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo
Pialang memperhatikan Yield SUN Indonesia/Antara-Prasetyo Utomo

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan imbal hasil (yield) Surat Utang Negara (SUN) Indonesia mulai menunjukkan tren positif selama sebulan terakhir. Meredanya sentimen negatif pada pasar global menjadi salah satu faktor utama

Data dari laman World Government Bonds pada Selasa (27/7/2021) mencatat, tingkat imbal hasil SUN Indonesia seri acuan 10 tahun berada di kisaran 6,4 persen.

Dalam sepekan terakhir, pergerakan yield SUN Indonesia terpantau menguat hingga 1,8 basis poin. Sedangkan, selama 1 bulan terakhir, pergerakan yield menguat sebesar 22 basis poin.

Terkait hal tersebut, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Ramdhan Ario Maruto mengatakan, penguatan yield SUN Indonesia terjadi seiring dengan naiknya minat investor terhadap surat utang pemerintah Indonesia.

Ia menjelaskan, kenaikan minat tersebut tercermin dari tingginya angka penawaran pada lelang sukuk sebelumnya ataupun SUN pada pekan lalu yang cukup besar.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi penguatan imbal hasil SUN Indonesia adalah likuiditas di pasar domestik yang kuat.

“Beberapa waktu belakangan ini memang investor domestik menjadi penopang pasar obligasi Indonesia karena investor asing belum sepenuhnya kembali ke Indonesia, rasio kepemilikannya masih di sekitar 20 an persen,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (27/7/2021).

Lebih lanjut, Ramdhan mengatakan, kondisi pasar SUN dalam negeri juga didukung oleh mulai meredanya sentimen tapering yang akan dilakukan oleh The Fed. Hal ini mendorong para investor untuk masuk ke emerging market seperti Indonesia guna mencari keuntungan dengan risiko rendah.

Menurutnya, sentimen ini terlihat dari respon investor internasional terhadap global bonds yang diterbitkan pemerintah pekan lalu. Tingginya angka serapan menandakan keyakinan yang masih tinggi pada pasar SUN Indonesia.

Ramdhan mengatakan, potensi penguatan imbal hasil SUN pada paruh kedua tahun ini akan dipengaruhi oleh kondisi di pasar global. Menurutnya, apabila sentimen pada pasar global cenderung stabil ataupun positif, hal ini akan mendorong penguatan imbal hasil SUN Indonesia.

Pergerakan positif imbal hasil SUN Indonesia akan memicu derasnya aliran dana asing (capital inflow) ke pasar obligasi Indonesia. Katalis ini pun akan memperkuat posisi yield SUN Indonesia hingga akhir tahun 2021.

Selain itu, pelaku pasar juga akan mencermati efektivitas penanganan pandemi virus corona di Indonesia. Apabila pemerintah mampu menekan angka penyebaran virus corona dan menjaga stabilitas fundamental ekonomi, keyakinan pemilik modal, terutama investor luar negeri, akan semakin tinggi.

Yield SBN masih sangat terbuka peluang penguatannya, hingga akhir tahun bisa kembali ke level 6,1 persen sampai 6,2 persen,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper