Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Lelang SUN Tertinggi Kedua Sepanjang 2021, Ini Kata Analis 

Berdasarkan data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Rabu (21/7/2021), lelang edisi ke-14 tahun ini mengumpulkan Rp95.550.600.000.000 atau dibulatkan menjadi Rp95,55 triliun. 
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Hasil lelang Surat Utang Negara pada hari ini menduduki posisi kedua tertinggi dengan jumlah penawaran mencapai Rp95,55 triliun. Analis pun mengungkapkan beberapa sentimen yang mempengaruhinya. 

VP Economist PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengungkapkan ramainya penawaran yang masuk pada lelang SUN kali ini memiliki pola yang sama dengan lelang dua pekan lalu.

“Di mana besarnya euforia investor untuk mengoleksi ketiga seri FR terbaru dari Pemerintah yang baru diterbitkan awal Juli, antara lain seri FR0090, FR0091, dan FR0092 yang diperkirakan akan menjadi benchmark series tahun depan,” jelas Josua kepada Bisnis, Rabu (21/7/2021). 

Berdasarkan data dari laman Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Rabu (21/7/2021), lelang edisi ke-14 tahun ini mengumpulkan Rp95.550.600.000.000 atau dibulatkan menjadi Rp95,55 triliun. 

Di mana tiga seri yang baru terbit pada awal bulan Juli 2021 ini meraup penawaran di atas Rp15 triliun. Seri FR0091 yang memiliki tanggal jatuh tempo 15 April 2032 menjadi seri dengan penawaran tertinggi hari ini dengan jumlah penawaran yang masuk sebesar Rp30,82 triliun, pemerintah pun memenangkan seri tersebut sebanyak Rp10,65 triliun. 

Setelah itu diikuti oleh seri FR0090 dengan tanggal jatuh tempo 15 April 2027 mengumpulkan jumlah penawaran sebanyak Rp24,28 triliun yang dimenangkan pemerintah sebanyak Rp9,95 triliun. 

Seri baru terakhir yaitu FR0092 yang jatuh tempo pada 15 Juni 2042 memiliki total jumlah penawaran masuk sebesar Rp19,87 triliun. Pemerintah kemudian memenangkan Rp9,30 triliun untuk seri tersebut.

Selain itu menurut Josua, ramainya penawaran pada lelang SUN hari ini juga ditopang oleh tren penurunan yield US Treasury bertenor 10 tahun secara month-to-date tercatat turun 22 bps.

Hal tersebut ungkapnya mendorong penurunan yield SUN bertenor 10 tahun yang turun sekitar 28 bps secara month-to-date atau turun sekitar 11 bps secara week-to-date

Joshua menambahkan, likuiditas di pasar keuangan saat ini masih cenderung ample sehingga turut mendukung minat investor domestik termasuk perbankan.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Aset Manajemen Ezra Nazula. Dia menyampaikan antusiasme lelang SUN yang terus berlanjut dipengaruhi oleh kondisi global yang suportif dengan yield US Treasury di level 1,25 persen. 

“Dan likuiditas dalam negeri yang tinggi dimana investor mencari yield dan suku bunga di level yang rendah,” ungkap Ezra secara terpisah saat dihubungi Bisnis, Rabu (21/7/2021). 

Adapun, pada lelang kali ini pemerintah memenangkan total nominal sebanyak Rp34 triliun dari tujuh seri yang ditawarkan. Angka tersebut berada di atas target indikatif yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu Rp33 triliun, dengan target maksimal sebesar Rp45 triliun. 

Ezra berpendapat pemerintah memenangkan hasil lelang tersebut sesuai dengan target issuance kuartal tiga. Ditambah dengan yield yang masuk masih sesuai kondisi pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper