Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia memimpin sebagai negara dengan jumlah penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham terbanyak sepanjang semester I/2021 di kawasan Asean. Kendati demikian, total dana terkumpulnya masih kalah dari 3 negara Asean lain.
Pada paruh pertama 2021, bursa Asean tetap stabil, mencatat total 54 transaksi yang menghasilkan US$5,1 miliar, dibandingkan dengan 44 transaksi yang menghasilkan US$3,2 miliar pada periode yang sama tahun 2020.
Sebagai hasilnya, bursa Thailand memimpin dengan 15 transaksi yang menghasilkan US$2,9 miliar, diikuti oleh Filipina dengan 2 kesepakatan sejumlah US$1,3 miliar.
Indonesia mencatat jumlah IPO terbanyak dengan 22 transaksi yang menghasilkan US$0,5 miliar, sementara bursa di Malaysia dan Singapura melihat 12 transaksi dengan jumlah masing-masing US$0,1 miliar dan 3 transaksi sejumlah US$0,24 miliar.
Ernst & Young Asean IPO Leader Max Loh mengatakan Asean menunjukkan IPO yang cukup bagus pada semester I/2021, mencatat hasil paruh pertama terbaik selama beberapa tahun terakhir.
"Kami melihat 44 IPO yang mengumpulkan US$3,2 miliar pada 2020 dan 40 IPO sejumlah US$1,9 miliar pada 2019. Terlepas dari berlangsungnya pandemi Covid-19 yang terus merusak ekonomi, perusahaan-perusahaan Asean menunjukkan optimisme dan keyakinan dalam pemulihan ekonomi akhir di kawasan ini," urainya dalam keterangan resmi, Selasa (27/7/2021).
Baca Juga
Para perusahaan di Asean memanfaatkan pasar modal untuk pertumbuhan dan peluang digital yang muncul. Momentum ini diperkirakan akan terus stabil memasuki paruh kedua tahun 2021, dipimpin oleh Thailand dan Indonesia.
"Pengenalan SPAC [Special-purpose acquisition company] alias perusahaan cangkang di Asean mungkin dapat memberikan alasan yang kuat untuk lebih banyak perusahaan melantai di bursa ke depannya,” paparnya.