Bisnis.com, JAKARTA – Analis menilai bahwa penerbitan Surat Utang Negara (SUN) berdenominasi mata uang asing yang terdiri dari empat seri Global Bond ditopang oleh beberapa sentimen positif yang ada saat ini.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menjelaskan melihat hasil yield dibandingkan initial target yang berada jauh di bawah serta indikasi permintaan yang bagus menurutnya membuat pemerintah bisa menurunkan imbal hasil akhirnya.
“Ada faktor yield US Treasury yang masih rendah dan target size yang relatif lebih kecil juga dibandingkan penerbitan awal tahun lalu, sehingga pemerintah bisa lebih agresif menekan yield,” kata Handy kepada Bisnis, Kamis (22/7/2021).
Handy kemudian memaparkan sentimen positif global bond kali ini di antaranya kualitas kredit pemerintah yang menurutnya masih bagus di kacamata investor asing. Hal tersebut katanya tercermin dari masih rendahnya credit default swap (CDS) obligasi Indonesia.
Selanjutnya dia mengungkapkan kondisi pasar global saat ini cukup kondusif dengan adanya program vaksinasi yang dilaksanakan di berbagai belahan dunia dan membawa dampak yang positif bagi SUN sendiri.
Selain itu, likuiditas global ungkap Handy juga ample karena bank-bank besar dunia saat ini masih melakukan realisasi penambahan likuiditas atau quantitative easing (QE).
Baca Juga
Berdasarkan keterangan resmi dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPP) Kementerian Keuangan pada Kamis (22/7/2021), Pemerintah Indonesia telah melakukan transaksi penjualan SUN dalam dua mata uang asing (dual-currency) yaitu dolar AS dan Euro dengan format SEC-Registered Shelf Take-Down.
Pemerintah menerbitkan 3 SUN denominasi dolar AS dan 1 SUN denominasi euro. Tiga seri berdenominasi dolar AS adalah Seri RI0731, RI0351, dan RI0371 dengan total nominal yang diterbitkan sebanyak US$1,65 miliar dan 500 juta euro.
Terkait dengan penerbitan global bond selanjutnya, Handy berpendapat bahwa peluangnya masih terbuka bagi pemerintah mengingat saat ini porsi global bond masih rendah.
“Menurutku masih terbuka buat pemerintah untuk issue global bond, karena porsi global bond yang di issue sekarang terhadap total gross issuances target masih rendah kurang dari 12 persen,” ujar Handy.
Handy melihat, potensi penerbitan global bond masih terbuka lantaran likuiditas global saat ini masih ample dan bunga juga masih rendah.
Menurut Handy, penerbitan global bond ini juga bisa mengurangi target penerbitan SUN atau sukuk domestik.