Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian BUMN meminta tambahan penanaman modal negara (PMN) untuk BUMN Karya pada tahun ini Rp26,9 triliun dan mengusulkan PMN Rp38,35 triliun pada 2022.
Wakil Menteri BUMN II Kartiko Wirjoatmodjo menuturkan kondisi BUMN Karya cukup memprihatinkan karena dua hal. Pertama, dampak Covid-19 yang mempengaruhi terhadap kontrak baru maupun penjualan.
"Kedua, memang karena penugasan yang memang sangat berat, karena selama ini tidak didukung dengan PMN yang memadai karena seperti diketahui pada 2019 tidak ada PMN yang diberikan kepada BUMN-BUMN karya yang mana menyelesaikan proyek strategis nasional," jelasnya dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Kamis (8/7/2021).
Berdasarkan data yang dihimpun Bisnis, Kementerian BUMN meminta tambahan PMN pada tahun ini untuk dua BUMN karya senilai Rp26,9 triliun.
Anggaran tersebut untuk PT Hutama Karya (Persero) Rp19 triliun sebagai tambahan dukungan pembangunan jalan tol Trans Sumatera. Kedua, untuk PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) sebesar Rp7,9 triliun untuk restrukturisasi dan penguatan permodalan.
Untuk tahun depan, Kementerian BUMN mengusulkan PMN BUMN Karya hingga Rp38,35 triliun. Anggaran tersebut untuk 4 BUMN.
Baca Juga
Hutama Karya akan mendapatkan PMN cukup besar Rp31,35 triliun mendukung pembangunan tol Trans Sumatera sampai mencapai target pembangunan yang dicanangkan.
WSKT mendapatkan penguatan modal sebesar Rp3 triliun untuk restrukturisasi. Lalu ada juga Adhi Karya untuk menyelesaikan tol DIY- Solo- Bawen dan SPAM Karian sudah masuk PSN sebesar Rp 2 triliun.
PMN untuk Perumnas sebesar Rp2 triliun, guna mendukung program perumahan rakyat di Jakarta dan Medan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).