Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Lesu Tertekan Obligasi AS, Hentikan Reli 7 Sesi

Pada penutupan perdagangan, Dow Jones koreksi 0,6 persen menjadi 34.577,37, S&P 500 turun 0,2 persen ke 4.343,54, sedangkan NASDAQ masih naik 0,17 persen menuju 14.663,64.
Wall Street./Bloomberg
Wall Street./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat cenderung menurun pada Selasa (6/7/2021) seiring dengan penurunan imbal hasil obligasi AS, sehingga menghentikan rekor reli 7 sesi beruntun.

Pada penutupan perdagangan, Dow Jones koreksi 0,6 persen menjadi 34.577,37, S&P 500 turun 0,2 persen ke 4.343,54, sedangkan NASDAQ masih naik 0,17 persen menuju 14.663,64.

Laporan Reliance Sekuritas Indonesia menyebutkan saham AS jatuh, menghentikan tujuh rekor penutupan tertinggi berturut-turut, karena penurunan imbal hasil Treasury ke level terendah sejak Februari membebani saham bank dan kapitalisasi kecil. Indeks dolar menguat dan minyak mentah turun dari level tertinggi enam tahun.

Benchmark S&P 500 dipimpin lebih rendah oleh sektor energi dan keuangan, mengakhiri reli rekor penutupan yang terpanjang sejak 1997. Amazon.com mendorong Nasdaq 100 ke level tertinggi sepanjang masa.

Saham perusahaan transportasi online Didi Global Inc. anjlok 20 persen setelah regulator China memerintahkan penghapusan platformnya dari toko aplikasi, beberapa hari setelah listing di AS.

Imbal hasil obligasi turun lebih awal karena ukuran aktivitas sektor jasa tersendat. Hasil benchmark 10-tahun turun sebanyak 7,4 basis poin menjadi hanya di bawah 1,35 persen, level terendah sejak 24 Februari.

Imbal hasil obligasi 30-tahun turun 5 basis poin menjadi 1,99 persen, menguji rata-rata pergerakan 200 hari dan pertama kali di bawah 2 persen sejak 21 Juni.

Minyak turun terbesar sejak akhir Mei, karena dolar yang lebih kuat mendorong aksi jual luas di seluruh kompleks komoditas sementara ketidakpastian atas langkah OPEC selanjutnya tampak besar di pasar. Futures di New York turun 2,4 persen pada hari Selasa.

Dolar AS naik, membuat harga komoditas dalam mata uang kurang menarik bagi investor. Kemunduran minyak mentah adalah pembalikan tajam dari awal sesi ketika kontrak berjangka melonjak ke level tertinggi enam tahun.

Hal itu terjadi di tengah meningkatnya pertarungan antara Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang telah mendorong OPEC+ ke dalam krisis dan memblokir potensi peningkatan pasokan minyak bulan depan.

Minyak Brent ditutup anjlok 2,98 persen ke level US$74,86  per barel, sedangkan minyak WTI turun 2,38 persen menjadi US$73,37 per barel.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper