Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Batu Bara Acuan Melonjak, Saham Mana yang Layak Koleksi?

Kenaikan harga batu bara secara langsung akan mempengaruhi kinerja fundamental emiten. Penguatan harga tersebut terutama akan dirasakan oleh emiten-emiten yang memiliki porsi ekspor cukup besar.
Proses mobilisasi batu bara dari ketinggian 15 meter - 20 meter di Anjungan Tambang Air Laya yang disediakan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) / Tim Jelajah Komoditas Bisnis Indonesia
Proses mobilisasi batu bara dari ketinggian 15 meter - 20 meter di Anjungan Tambang Air Laya yang disediakan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) / Tim Jelajah Komoditas Bisnis Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA – Kenaikan harga batu bara diyakini akan menimbulkan dampak positif bagi kinerja emiten-emiten pada sektor tersebut. Sejumlah saham potensial pada sektor ini juga patut dicermati oleh investor.

Analis Samuel Sekuritas Dessy Lapagu menuturkan kenaikan harga batu bara secara langsung akan mempengaruhi kinerja fundamental emiten. Penguatan harga tersebut terutama akan dirasakan oleh emiten-emiten yang memiliki porsi ekspor cukup besar.

Ia menilai, prospek kinerja emiten batu bara pada tahun ini masih akan positif. Salah satu sentimen pendukungnya adalah ekspektasi kenaikan produksi. Dessy memaparkan, produktivitas emiten pada kuartal I/2021 masih berada dibawah ekspektasi

“Ini disebabkan oleh curah hujan yang tinggi, sehingga kegiatan produksi tidak dapat berjalan secara maksimal,” jelasnya saat dihubungi pada Selasa (6/7/2021).

Lebih lanjut, ia menambahkan, dengan ekspektasi curah hujan yang mulai berkurang setelah kuartal I/2021, produksi batu bara diharapkan akan semakin tinggi. Hal tersebut akan berimbas pada kenaikan kinerja emiten-emiten di sektor ini.

Dessy menilai, emiten batu bara yang patut dicermati adalah yang porsi ekspornya cukup dominan serta memiliki stripping ratio yang rendah. Ia merekomendasikan PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan rating buy dan target harga Rp1.530.

Secara terpisah, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menjelaskan, di atas kertas, kenaikan harga batu bara acuan (HBA) akan menimbulkan dampak positif. Meski demikian, kenaikan tersebut pada kenyataannya hanya akan berimbas pada perubahan harga saham sebuah perusahaan.

Reza memaparkan, kenaikan HBA belum tentu akan berefek positif bagi kinerja keuangan sebuah emiten. Kenaikan tersebut juga perlu dilihat dari sisi nilai kontrak penjualan dari masing-masing perusahaan.

Ia melanjutkan, perubahan HBA tidak akan langsung direspons oleh para perusahaan. Umumnya, mereka telah memiliki kontrak penjualan dengan kesepakatan harga yang berlaku pada saat ini.

“Ibaratnya seperti perubahan suku bunga acuan BI tidak akan langsung direspons oleh perbankan. Apalagi, jika harga penjualannya sudah terikat kontrak misalnya 6 bulan pada harga tertentu, maka harga itulah yang dipakai,” jelasnya.

Ke depannya, Reza mengatakan masih ada sejumlah sentimen lain yang akan mempengaruhi kinerja emiten sektor batu bara pada tahun ini. Beberapa diantaranya adalah peraturan pemerintah terkait dengan bea ekspor, kewajiban pembangunan smelter, hingga kebijakan green economy yang diberlakukan di sejumlah negara.

Kendati demikian, Reza menilai masih ada beberapa emiten yang patut dicermati oleh para investor mengingat rasio price to equity (P/E) yang rendah. Ia merekomendasikan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan target harga Rp16.250, PT Petrosea Tbk (PTRO) pada harga Rp2.200, dan ADRO di level Rp1.500 yang masih memiliki P/E dibawah 10 kali.

“Ada pula emiten yang berhasil menekan kerugiannya seperti PT Indika Energy Tbk (INDY) masih layak dicermati pada target harga Rp1.500,” pungkasnya.

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper