Bisnis.com, JAKARTA - Kondisi pasar saham diyakini akan bullish pada semester II/2021 seiring dengan komitmen pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19 dan vaksinasi. Saham-saham sektor kesehatan, teknologi, bank digital, pangan dan pertanian dapat dicermati para investor.
Founder Syariah Saham Asep Muhammad Saepul Islam menilai memasuki Juli 2021, pasar saham optimistis akan bullish. Pergerakan ini terutama akan terlihat pada saham perusahaan yang saat ini fundamental usahanya tak terimbas pandemi, seperti kesehatan, teknologi, bank digital, serta pangan dan pertanian.
Optimisme kinerja yang positif di pasar modal tersebut ditopang oleh langkah pemerintah dalam program vaksinasi yang lancar dan PPKM Darurat yang benar-benar menekan laju penyebaran virus Covid-19.
“Ada yang diuntungkan seperti sektor pertanian, kemudian e-commerce, informasi, personal health care, personal home care, kemudian makanan minuman dan layanan obat. Mungkin farmasi dan vaksin yang mendominasi,” ujarnya dalam acara diskusi Pergerakan Pasar Semester II, Minggu (4/7/2021) kemarin.
Ia melanjutkan, beberapa saham Syariah yang dapat bertumbuh berdasarkan analisa menggunakan pendekatan standard deviasi adalah ICBP, UNVR, AALI, INDF, KLBF, MYOR dan MNCN.
Dalam acara yang sama, Nandang Kuswara dari Smart Trader Community menjelaskan ada 11 sektor industri yang tercatat di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Nandang merekomendasikan pelaku investasi saham untuk memberikan perhatian lebih di beberapa sektor yang tak terganggu pandemi seperti kesehatan dan teknologi.
Baca Juga
Namun, ia juga menyarankan investor untuk berhati-hati jika ingin menanamkan modalnya di sektor-sektor rentan pandemi seperti transportasi, infrastruktur maupun properti.
“Saya melihatnya jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Untuk saat ini sektor kesehatan, teknologi, keuangan return cenderung tinggi. Tapi untuk sektor-sektor seperti transportasi, infrastruktur mungkin baru bisa naik lagi setelah pemulihan satu, dua tahun ke depan,” ujarnya.
Sementara itu, melalui analisa teknikal menggunakan Fibonacci, Founder KurikulumSaham.com Alex Sukandar memprediksi IHSG masih menunjukkan tren bullish dan berpotensi ke level 6.700 dengan patokan money inflow disusul dengan dengan follow the trend yang terjadi di market.
“Investor bisa menjadikan GGRM, BRIS dan AGRO sebagai saham pilihan,” katanya.
Di sisi lain, Economist Ciptadana Securities Nicko Yosafat melihat optimisme tersebut bukan hanya datang karena dorongan dari dalam negeri. Menurutnya ada katalis positif di pasar global, salah satunya adalah proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari World Bank sekitar 5,6 persen pada akhir tahun.
Proyeksi serupa juga dikeluarkan oleh IMF yang memprediksi pertumbuhan ekonomia akan berada di level 6 persen secara year on year. Prospek ini ditopang oleh progres vaksinasi global dan pemulihan ekonomi dunia.
Selain itu, dari dalam negeri, kondisi yang lebih optimistis terdorong oleh komitmen pemerintah yang mengerek porsi alokasi anggaran stimulus melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor kesehatan dari 12,1 persen pada 2020 menjadi 25,2 persen tahun ini.
“Seiring dengan hal itu, IHSG berpotensi menyentuh 6.700 pada akhir tahun,” katanya.