Bisnis.com, JAKARTA - Emiten kawasan industri PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. mengalokasikan belanja modal senilai Rp300 miliar - Rp350 miliar untuk tahun ini.
Direktur Utama Bekasi Fajar Industrial Estate Yoshihiro Kobi mengatakan capital expenditure (capex) itu untuk akuisisi lahan dan pembangunan infrastruktur kawasan industri.
Adapun, capex tahun ini disebut Kobi akan sangat tergantung dengan performa penjualan serta arus kas perseroan.
“Hingga akhir Mei kami sudah membelanjakan capex sebesar Rp55 miliar atau 11 persen dari target alokasi capex 2021,” kata Kobi dalam siaran pers, dikutip Jumat (2/7/2021).
Di tengah situasi pandemi yang masih berlarut-larut, emiten dengan kode saham BEST ini membukukan pendapatan prapenjualan atau marketing sales seluas 0,5 hektare dengan harga jual rata-rata Rp3 juta per hektare pada kuartal I/2021.
Untuk tahun ini, perseroan menargetkan marketing sales seluas 10 hektare - 15 hektare dengan harga rata-rata penjualan Rp2,6 juta - Rp3,2 juta per meter persegi.
Baca Juga
"Target pasar perseroan terutama pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi seperti industri data center, logistik, healthcare dan food & beverages," imbuh Kobi.
Per akhir 2020, BEST memiliki landbank seluas 1.040 hektare secara gross atau seluas 640 hektare secara nett. Dengan capex dan target prapenjualan tersebut, BEST membidik pendapatan senilai Rp700 miliar untuk 2021.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, BEST membukukan pendapatan senilai Rp36,24 miliar atau turun 32,19 persen dari periode yang sama tahun lalu Rp53,45 miliar.
Selanjutnya, rugi bersih periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk berkurang menjadi rugi Rp54,75 miliar dari sebelumnya rugi Rp226,37 miliar.