Bisnis.com, JAKARTA – Instrumen reksa dana berbasis saham diyakini akan mencatatkan kinerja terbaik pada paruh kedua tahun 2021 seiring dengan kedatangan unikorn di Bursa Efek Indonesia.
Direktur Utama PT Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, prospek reksa dana pada semester II/2021 masih memiliki potensi positif untuk pemulihan dan penguatan. Ia menjelaskan, program vaksinasi pemerintah yang terus berjalan dapat menimbulkan efek positif bagi perekonomian Indonesia.
Hal tersebut diyakini akan ikut berimbas pada kinerja emiten-emiten pada pasar modal yang meningkat. Sehingga, efek tersebut juga akan dirasakan pada instrumen reksa dana.
“Semoga pada kuartal III/2021 dan kuartal IV/2021, efek ini sudah dapat dirasakan,” katanya pada Kamis (1/7/2021).
Ia mengatakan, sentimen dari global juga sudah cukup mendukung untuk pemulihan ekonomi di Indonesia. Guntur mencontohkan, aktivitas ekonomi di Negeri Paman Sam sudah mulai aktif. Hal tersebut memberi efek positif pada pasar modal setempat yang mencatatkan mencatatkan kinerja optimal.
Sementara itu, dari sisi kelas aset, Guntur mengatakan reksa dana berbasis ekuitas memiliki potensi untuk mencatatkan kinerja terbaik dibandingkan reksa dana jenis lainnya.
Baca Juga
Menurutnya, kemunculan startup unikorn seperti Bukalapak dan GoTo yang akan melantai di bursa akan menggairahkan pasar saham dan instrumen-instrumen terkait
“Kita juga berharap ada perbaikan ekonomi dengan percepatan vaksin, sehingga semua sektor bisa pulih secara bertahap,” jelasnya.
Guntur mengatakan, Pinnacle juga telah menyiapkan beberapa strategi untuk menjaga dan meningkatkan kinerja produk-produknya untuk semester II/2021. Pada reksa dana berbasis saham, Pinnacle masih akan fokus pada reksa dana dan exchange traded funds (ETF) memiliki kapitalisasi pasar besar (big caps).
Ia menjelaskan, di tengah kondisi pasar yang volatilitasnya cukup tinggi, likuiditas menjadi faktor utama untuk menyeimbangkan kinerja produknya. Sementara itu, secara kuantitatif, Pinnacle juga menggunakan pendekatan taktis untuk saham-saham dengan likuiditas tinggi dan momentum yang baik (momentum driven strategy).
“Untuk reksa dana berbasis pasar uang dan obligasi, kami fokus terhadap likuiditas dan durasi taktis dari instrumen SBN di portofolio kami,” tutupnya.