Bisnis.com, JAKARTA – Prospek instrumen reksa dana diperkirakan lebih baik pada paruh kedua tahun 2021 seiring dengan langkah tegas pemerintah dalam menangani penyebaran pandemi virus corona.
Seiring dengan sentimen tersebut, reksa dana saham diyakini akan menunjukkan kinerja terbaik pada akhir tahun nanti.
Direktur Utama PT Trimegah Asset Management (Trimegah AM) Anthony Dirga menjelaskan, sepanjang semester I/2021 pasar modal Indonesia mengalami banyak tantangan.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir dengan posisi flat, indeks LQ45 ditutup anjlok 9,6 persen, dan SBN 10 tahun juga mengalami kenaikan yield sebesar 75 basis point.
Seiring dengan keadaan tersebut, ia mengatakan kinerja reksa dana juga turut terimbas secara negatif. Anthony memaparkan, reksa dana saham konvensional dan syariah secara rata-rata menghasilkan kinerja -5,5 dan -9,5 persen.
Berikutnya, reksa dana campuran konvensional memiliki kinerja rata-rata -2,8 persen, sedangkan syariah berkinerja -6 persen.
Baca Juga
Selanjutnya, reksa dana pendapatan tetap konvensional dan syariah masing-masing membukukan kinerja -0,5 persen dan datar atau flat.
“Sementara, reksa dana dengan kinerja terbaik di paruh pertama 2021 adalah reksa dana pasar uang, dengan rata-rata kinerja 1,6 persen baik untuk yang konvensional maupun yang syariah,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (1/7/2021).
Meski demikian, Trimegah AM tetap meyakini prospek kinerja reksa dana akan tetap positif sepanjang tahun ini. Menurutnya, rebound dari pasar saham dan obligasi pada semester II/2021 akan turut mengerek naik reksa dana.
Salah satu faktor pendukung yang menjadi pertimbangan Trimegah AM adalah kenaikan imbal hasil obligasi AS yang lebih terukur (non aggressive tapering). Hal tersebut dapat berimbas positif bagi pasar surat utang Indonesia dan terutama pada reksa dana pendapatan tetap.
Selain itu, kenaikan partisipasi investor retail di Indonesia turut mengurangi dependensi terhadap investor asing. Sentimen ini diyakini akan meningkatkan stabilitas pada pasar modal Indonesia.
Ia melanjutkan sentimen yang akan paling berperan dalam prospek kinerja reksa dana adalah penanggulangan pandemi virus corona yang tengah menanjak di Indonesia. Menurutnya, kesuksesan Indonesia dalam mengatasi situasi Covid-19 akan berimbas positif bagi pasar keuangan domestik.
Selain itu, adanya tindakan tegas dari pemerintah yang memberlakukan PPKM Darurat pada 3 - 20 Juli juga semakin meningkatkan keyakinan Anthony terhadap penanggulangan pandemi ini. Rencana distribusi vaksin yang semakin agresif diyakini dapat semakin menekan angka penyebaran.
“Sentimen ini tidak hanya akan menimbulkan efek positif secara ekonomi riil, tetapi juga untuk pasar saham dan obligasi Indonesia. Kami masih cukup yakin kinerja instrumen-instrumen reksa dana di semester II/2021 akan jauh lebih baik dari semester pertama,” jelasnya.
Anthony melanjutkan, dengan asumsi langkah-langkah penanggulangan pandemi virus corona pemerintah Indonesia akan efektif, maka pasar saham dan obligasi yang cenderung mendahului pergerakan ekonomi riil pada 6 sampai 12 bulan sebelumnya akan bergerak positif di semester kedua ini.
Seiring dengan hal tersebut, Trimegah AM meyakini kinerja reksa dana pada paruh kedua tahun 2021 berbanding terbalik dengan kinerja di semester I/2021.
“Reksa dana saham akan menghasilkan kinerja terbaik, disusul oleh reksa dana campuran, lalu pendapatan tetap dan yang terakhir reksa sana pasar uang,” imbuh Anthony.
Adapun, pada paruh kedua tahun ini, Anthony mengatakan strategi Trimegah AM akan sejalan dengan pandangan positifnya. Untuk reksa dana saham, Trimegah AM akan membangun posisi yang lebih agresif untuk mengantisipasi rebound yang akan terjadi.
Sementara itu, pada reksa dana pendapatan tetap, Anthony mengatakan pihaknya akan memperpanjang durasi portofolio dengan waktu yang tepat.
“Dengan melihat timing yang ada, kami juga akan membangun portofolio yang lebih agresif untuk reksa dana campuran yang kami miliki,” pungkasnya.