Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Hijau, Analis: PPKM Darurat Bawa Sentimen Positif

Setelah dibuka menguat di level 6001,12, indeks komposit sempat kembali tergelincir ke zona merah di awal sesi II perdagangan. Namun, IHSG akhirnya kembali bangkit dan ditutup positif 0,34 prsen di level 6005,95.
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (29/6/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) berhasil mengakhiri lajunya di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (1/6/2021). Analis menilai keputusan pemerintah untuk menerapkan PPKM Darurat direspons positif oleh pasar.

Setelah dibuka menguat di level 6001,12, indeks komposit sempat kembali tergelincir ke zona merah di awal sesi II perdagangan. Namun, IHSG akhirnya kembali bangkit dan ditutup positif 0,34 prsen di level 6005,95.

Dari seluruh saham yang diperdagangkan, sebanyak 215 saham menguat, 259 memerah, dan 163 lainnya menguning.

Adapun, kapitalisasi pasar ada di level Rp7155,10 triliun di akhir perdagangan. Sementara nilai perdagangan mencapai Rp10,76 triliun dengan aksi jual bersih investor asing atau net foreign sell mencapai Rp226,91 triliun di seluruh pasar.

Analis Indo Premier Sekuritas Mino mengatakan IHSG bergerak cenderung mixed karena masih dipengaruhi oleh sentimen negatif dari lonjakan penambahan kasus harian Covid-19 di dalam negeri.

Akan tetapi, dia menilai pelaku pasar merespons positif keputusan pemerintah yang menerapkan PPKM Darurat di Jawa dan Bali mulai 3 hingga 20 Juli 2020 untuk menahan laju penularan Covid-19 di Tanah Air.

“PPKM Darurat lebih lihat ke arah positifnya ya, dengan berbagai konsekuensinya. Karena kalau berhasil dalam jangka panjang dampaknya akan positif ke ekonomi, meskipun dalam jangka pendek ada ongkos ekonomi yang harus ditanggung,” ujarnya ketika dihubungi Bisnis, Kamis (1/7/2021).

Sementara itu, Mino juga menilai pasar tidak terlalu terpengaruh pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyampaikan bahwa Juni 2021 terjadi deflasi sebesar 0,16 persen. Adapun inflasi sepanjang tahun berjalan 0,7 persen.

“Data inflasi sebenarnya sedikit di bawah ekspektasi tapi yang menarik inflasi intinya naik, meskipun MoM inflasi umumnya deflasi karena ada efek paska lebaran,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ropesta Sitorus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper