Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Varian Delta Covid-19 Redam Optimisme Pasar, S&P 500 Naik Tipis

S&P 500 terpantau naik tipis melengkapi salah satu paruh pertama terbaik sejak 1998 untuk saham AS. Namun, penyebaran varian Delta baru-baru ini meredam beberapa optimisme seputar pemulihan global.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham Wall Street ditutup bervariasi pada perdagangan Rabu (30/6/2021) waktu New York, Amerika Serikat (AS) di tengah penguatan dolar AS lantaran pelaku pasar mempertimbangkan penyebaran virus corona varian Delta.

Berdasarkan data Bloomberg, Kamis (1/1/2021), Dow Jones Industrial Average menguat 0,61 persen ke posisi 34.502,51, S&P 500 naik 0,13 persen ke level 4.297,50, dan Nasdaq 100 melemah 0,12 persen ke posisi 14.554,80.

Pelaku pasar juga menanti laporan penggajian tenaga kerja AS. S&P 500 terpantau naik tipis melengkapi salah satu paruh pertama terbaik sejak 1998 untuk saham AS. Namun, penyebaran varian Delta baru-baru ini meredam beberapa optimisme seputar pemulihan global.

Alhasil, para investor banyak memburu dolar yang menyebabkan mata uang tersebut menguat, menyelesaikan bulan terbaiknya sejak Maret 2020. Adapun imbal hasil US Treasury bergerak stabil.

Data AS menunjukkan kekuatan yang mengejutkan dalam penjualan rumah yang tertunda dan pemulihan pasar tenaga kerja yang sedang berlangsung. Laporan penggajian yang akan dirilis Jumat (2/7/2021) akan memberikan ukuran utama kemajuan ekonomi, membantu membentuk ekspektasi kapan Federal Reserve mulai mengurangi stimulus.

Di sektor komoditas, harga minyak menguat menjelang pertemuan antara produsen OPEC+ mengenai kebijakan produksi dan karena kebuntuan dalam pembicaraan nuklir Iran berlanjut.

Pasar saham memulai paruh kedua menghadapi tantangan dari varian Covid-19 serta prospek berkurangnya dukungan kebijakan moneter The Fed di tengah tekanan inflasi. Ini mengarah pada prediksi bahwa volatilitas dapat meningkat, dan menimbulkan pertanyaan tentang apakah pembukaan kembali ekonomi dari pandemi akan terus berkembang.

“Meskipun kami berharap pasar saham pada akhirnya akan berkembang dalam lingkungan reflasi yang kuat, pertumbuhan di atas tren dan kondisi likuiditas yang cukup, itu tidak akan berjalan mulus,” kata Candice Bangsund, wakil presiden dan manajer portofolio di Fiera Capital Corp yang berbasis di Montreal.

Dalam komentar terbaru dari pejabat Federal Reserve, Presiden Fed Dallas Robert Kaplan mengatakan pengurangan pembelian aset akan berjalan lebih lancar kali ini karena investor sudah tahu bahwa sebuah langkah sedang dibahas. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper