Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencabut surat persetujuan anggota bursa (SPAB) PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia pada 30 Juni 2021.
"Dengan ini per tanggal 30 Juni 2021, direksi BEI mencabut SPAB Morgan Stanley Sekuritas Indonesia dengan kode anggota bursa MS," papar BEI dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
Pencabutan keanggotaan Bursa didasarkan atas permintaan MS sesuai ketentuan III.I.I Peraturan Bursa nomor III-G tentang Suspensi dan Pencabutan Persetujuan Keanggotaan Bursa.
Sebelumnya, PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia mengungkapkan bahwa perusahaan sekuritas yang mulai beroperasi pada 2012 lalu di Indonesia memutuskan untuk menghentikan kegiatan perantara pedagang efek atau bisnis brokernya di Indonesia.
Berdasarkan pernyataan resmi Morgan Stanley Sekuritas Indonesia kepada Bisnis pada Jumat (28/5/2021), walaupun menghentikan kegiatan perantara pedagang efek di Indonesia, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menyatakan akan tetap memberikan akses ke pasar saham Indonesia kepada klien-klien globalnya.
Akses tersebut akan diberikan melalui kerjasama dengan mitra-mitra broker Tanah Air yang berkelayakan. Selanjutnya dalam keterangan resmi tersebut dinyatakan bahwa perusahaan akan menyediakan Riset Morgan Stanley dari Singapura.
Baca Juga
“Kami akan tetap memberikan akses ke pasar ekuitas Indonesia kepada klien-klien global kami melalui kerjasama dengan mitra-mitra broker lokal yang berkelayakan,” tulis pernyataan resmi Morgan Stanley Sekuritas Indonesia kepada Bisnis, dikutip Jumat (28/5/2021).
Lebih lanjut Morgan Stanley Sekuritas Indonesia menyatakan akan tetap melayani klien-klien bank investasinya di Indonesia.
Sebelumnya media asing telah memberitakan pernyataan serupa terkait bank investasi ternama asal AS tersebut yang menutup bisnis perdagangan saham institusional di Indonesia, dalam keterangan resmi pada Kamis (27/5/2021).
Mengutip Financial Post Jumat (28/5/2021), Morgan Stanley mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya bermaksud untuk menghentikan aktivitas broker-dealer dalam negeri di Indonesia.
Sumber yang mengetahui keputusan tersebut mengatakan langkah itu akan mempengaruhi sekitar 10 peran dan bank investasi akan melakukan fungsi penjualan, perdagangan dan penelitian dari pusat Asia Tenggara di Singapura.
Bisnis ekuitas onshore Indonesia dibuka pada tahun 2012 menyusul pengumuman oleh CEO Morgan Stanley James Gorman pada November 2011 saat ia mengunjungi Jakarta.
Dia mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa menumbuhkan bisnis perusahaan di Indonesia merupakan “prioritas strategis dan komitmen yang penting” bagi bank.
Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia Budi Frensidy mengungkapkan dari sisi volume dan frekuensi, bisnis broker Morgan Stanley tidak masuk dalam top 20 brokerage house di Indonesia.
“Nasabah Morgan Stanley adalah investor institusi sehingga tidak berpengaruh banyak ke trading investor ritel,” papar Budi saat dihubungi Bisnis, Jumat (28/5/2021).
Dia mengungkapkan Morgan Stanley memiliki share kurang dari 1 persen dari total volume dan frekuensi perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sementara untuk nilai perdagangan, bank investasi ternama asal AS tersebut berada di nomor ke-19 untuk April dengan nilai perdagangan sekitar 1,5 persen dari total perdagangan. Berdasarkan data tersebut, Budi juga menyimpulkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan terhadap perdagangan di BEI.
Namun, Budi mengaku kemungkinan akan ada sedikit sentimen negatif bahwa ada perusahaan asing yang sudah tidak tertarik lagi dengan prospek pasar saham di Indonesia. Dia meneruskan bahwa seharusnya tidak berlangsung lama.
Senada dengan Budi, Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengungkapkan bahwa kepergian Morgan Stanley dari pasar saham Indonesia tidak berdampak begitu besar.
Reza menganalisa bahwa hampir sebagian besar transaksi pasar saham didominasi oleh investor ritel. Selain itu menurutnya saat ini masih banyak sekuritas-sekuritas lain yang memiliki transaksi yang lebih besar.
Selain itu menurutnya berbanding terbalik dengan Morgan Stanley, saat ini banyak sekuritas yang menargetkan ritel sebagai pangsa pasar nasabah ritel, terutama untuk investor usia muda.
“Dampak keluarnya Morgan Stanley enggak begitu besar ya,” ungkap Reza dihubungi Bisnis secara terpisah, Jumat (28/5/2021).
Lebih lanjut Reza mengungkapkan bahwa institusi finansial lokal saat ini sudah lumayan besar bertransaksi bluechip, di antaranya BPJS, Taspen, Asabri, Dapen, Asuransi, hingga Reksa Dana.
Ditambah lagi, menurutnya private equity lokal yang juga masuk ke saham-saham bluechip sehingga makin memperbesar nilai transaksi.