Bisnis.com, JAKARTA - PT Bursa Efek Indonesia menjelaskan skema multiple voting shares (MVS) atau saham dengan hak suara multiple (SHSM) merupakan opsional bagi startup dalam menjadi perusahan terbuka di Bursa atau go public.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna menyampaikan perusahaan startup termasuk unikorn boleh memilih menggunakan sistem SHSM ataupun tidak. Seperti diketahui, SHSM atau MVS merupakan praktik umum di perusahaan rintisan.
"Untuk perusahaan-perusahaan yang boleh menggunakan MVS, saya garis bawahi boleh memilih menggunakan atau tidak MVS tersebut. Jadi tidak semua ecommerce menyatakan akan menggunakan karena itu sebuah pilihan," paparnya, Selasa (29/6/2021).
Nyoman menjelaskan kalau perusahaan itu memilih untuk menggunakan MVS, maka harus dicantumkan di anggaran dasarnya terlebih dulu.
"Dalam hal mereka kita kaitkan dengan peraturan MVS, hal itu menjadi pilihan. Boleh saja perusahaan menyatakan tidak butuh karena setiap perusahaan memiliki karakteristik tersendiri," imbuhnya.
Terkait regulasi IPO perusahaan rintisan dan unikorn, Bursa bekerja sama dengan intens bersama OJK sebagai patner utk berdiskusi merusmuskan regulasi. Selanjutnya, perkembangan yang terakhir adalah role making role proses sudah selesai, dan OJK saat ini sedang memfinalisasi.
Baca Juga
"Tentu bagi kami dan OJK ingin peraturan ini segera terbit dalam hal tidak ada tanggapan yang substansial dari para stake holder. Harapan kami, akan lebih cepat lebih baik."
Pelaku pasar tentunya menantikan kehadiran unikonr ke BEI. Berdasarkan dokumen Mini Public Expose Mei 2021 yang diperoleh Bisnis, disebutkan bahawa Bukalapak akan menjalani masa bookbuilding & roadshow mulai 28 Juni 2021 dan direncanakan melantai di Bursa Efek Indonesia pada 29 Juli 2021.
Perusahaan yang saat ini dipimpin oleh Rachmat Kaimuddin ini bakal menggunakan kode ticker BUKA. Diperkirakan nilai IPO BUKA mencapai Rp11,2 triliun.