Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Teknologi Melejit, S&P 500 dan Nasdaq 100 Pecah Rekor

S&P 500 telah diperdagangkan di atas rata-rata dalam satu dekade terakhir, dan kuartal ini berpotensi menandai puncak pemulihan laba emiten dari efek pandemi.
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg
Tanda Wall Street tampak di depan Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS./ Michael Nagle - Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham perusahaan teknologi terbesar di bursa Amerika Serikat (AS) menguat hingga menembus ke rekor baru pada perdagangan Senin (28/6/2021) waktu setempat. Penguatan ini memperpanjang reli yang telah menambahkan nilai US$6 triliun ke pasar saham tahun ini.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (29/6/2021), indeks Dow Jones Industrial Average berakhir melemah 0,44 persen ke level 34.283,27, S&P 500 ditutup menguat 0,23 persen ke posisi 4.290,61, dan Nasdaq 100 naik 1,25 persen ke level 14.524,98.

S&P 500 bergerak naik di tengah berita bahwa Facebook Inc. memenangkan kasus atas dua tuntutan hukum antitrust yang diajukan oleh pemerintah federal dan koalisi negara bagian.

Sementara itu, beberapa perusahaan yang terkait dengan stay-at-home seperti Apple Inc., Amazon.com Inc. dan Zoom Video Communications Inc. naik karena perdagangan reflasi berkurang.

Sedangkan saham maskapai penerbangan tenggelam ketika pemerintah dari Eropa dan Asia memberlakukan batasan baru pada perjalanan dari Inggris lantaran lonjakan kasus Covid-19.

S&P 500 telah diperdagangkan di atas rata-rata dalam satu dekade terakhir, dan kuartal ini berpotensi menandai puncak pemulihan laba emiten dari efek pandemi. Adapun, permintaan untuk perlindungan terhadap kerugian dalam beberapa bulan mendatang telah meningkat di pasar saham.

"Investor seharusnya tidak mencari saham untuk bergerak lebih tinggi dalam garis lurus, melainkan bersiap untuk pemulihan ekonomi yang mulai terbentuk," kata John Stoltzfus, kepala strategi investasi di Oppenheimer.

Para investor akan mencermati rilis data terbaru mengenai indeks kepercayaan konsumen, perumahan, manufaktur dan pasar tenaga kerja selama pekan ini, dengan laporan tingkat pekerjaan AS pada Jumat yang berpotensi menunjukkan percepatan pertumbuhan gaji.

"Kami mencari kemajuan, bukan kesempurnaan dalam data ekonomi minggu ini, dengan potensi kekecewaan apa pun yang menimbulkan volatilitas, dan dengan hasil yang lebih baik dari yang diharapkan kemungkinan akan memberikan offset positif," kata John.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper