Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Jisdor Melemah 25 Poin ke Level Rp14.472

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.472 per dolar AS, turun 25 poin atau 0,17 persen dari posisi Jumat (25/6/2021) Rp14.447 per dolar AS.
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menghitung dolar AS di Jakarta, Rabu (18/11/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kurs rupiah terpantau melemah berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada hari ini, Senin (28/6/2021).

Data yang diterbitkan Bank Indonesia hari ini menempatkan kurs referensi Jisdor di level Rp14.472 per dolar AS, turun 25 poin atau 0,17 persen dari posisi Jumat (25/6/2021) Rp14.447 per dolar AS.

Selain itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup terkoreksi 0,14 persen atau 20 poin menjadi Rp14.445 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau turun 0,03 persen ke level 91,82 pada pukul 15.41 WIB. .

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah pada hari ini masih dipicu oleh lonjakan kasus virus corona di Indonesia yang mencetak rekornya pekan lalu.

Tidak sekedar mencetak rekor, lonjakan tajam bahkan terjadi, rekor sebelumnya berada di kisaran 15.000 kemudian langsung pecah lagi di atas 20.000 kasus per hari.

“Pasar terus mencermati beberapa sentimen negatif dari perkembangan pandemi Covid-19 dan informasi audit terbaru dari Badan Pemeriksa Keuangan RI,” tulis Ibrahim dalam rilis, Senin (28/6/2021).

Secara bersamaan, dalam audit terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI khawatir pemerintah Indonesia tidak bisa membayar utang. Di mana rasio utang Indonesia terhadap penerimaan sudah menembus 369 persen.

Persentase tersebut ungkap Ibrahim jauh di atas rekomendasi International Debt Relief (IDR) sebesar 92-176 persen dan rekomendasi Dana Moneter Internasional IMF sebesar 90-150 persen.

Dari luar negeri, investor sedang mencerna data inflasi yang diperkirakan melambat menjelang akhir tahun. Tanda-tanda pasar tenaga kerja yang ketat menurut Ibrahim membuat banyak investor resah atas tekanan harga yang didorong oleh upah.

Sementara itu, menurutnya suasana umum di sekitar pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung tetap solid, karena negosiator Senat Republik pada kesepakatan infrastruktur optimis tentang RUU bipartisan senilai US$1,2 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper