Bisnis.com, JAKARTA — Manajer investasi bersiap melakukan rebalancing produk reksa dana dan ETF berbasis indeks seiring pembaruan hasil evaluasi mayor sejumlah indeks acuan bakal mulai efektif 1 Juli 2021 mendatang.
Pada Jumat (25/6/2021) lalu, Bursa Efek Indonesia mengumumkan perubahan konstituen untuk sejumlah indeks, yakni SRI KEHATI, Investor33, Bisnis-27, dan Pefindo i-Grade.
Dalam pengumuman yang sama, BEI juga menginformasikan soal skema pembobotan indeks penyesuaian tahap I yakni saham free float +70 persen saham non free float dengan cap indeks 25,5 persen, kecuali untuk indeks Pefindo i-Grade 20 persen.
Direktur Riset dan Kepala Investasi Alternatif Bahana TCW Investment Management Soni Wibowo mengatakan manajer investasi mulai bersiap untuk melakukan rebalancing produk reksa dana indeks yang berbasis pada indeks yang mengalami perubahan.
“Ya tentu karena reksa dana indeks harus ikut [aturan baru] BEI,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (28/6/2021)
Dia mengaku tak ada strategi khusus dalam proses rebalancing karena produk yang dikelolanya yakni Bahana ETF Bisnis 27 menduplikasi penuh indeks tersebut. Adapun proses rebalancing berlangsung sekitar 1-2 hari.
Baca Juga
“Isinya cuma 27 saham ini, kita langsung beres, paling lama 2 hari,” imbuh dia.
Menurutnya, perubahan kontituen dan pembobotan baru belum akan memberikan dampak yang signifikan dalam waktu dekat karena saat ini pasar saham secara umum masih cenderung dibayangi sentimen negatif dari lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air.
“Secara long run mungkin baru akan terasa, ini takes time untuk bisa outperform. IHSG sendiri lebih diversify , indeks Bisnis 27 meskipun mimicking pasar tapi kan nggak sama,” tutur Soni.
Terpisah, Chief Investment Officer UOB Asset Management Indonesia Albert Z Budiman mengatakan proses rebalancing akan berjalan cenderung seperti biasa meski kini ada skema pembobotan baru untuk indeks yang mesti diikuti manajer investasi.
“Setelah kita pelajari malah cukup simpel, masih bisa kita ikutin. Implementasinya pun 3 tahap kan, Juli tahap I, September tahap II, baru per November 0 persen market share [full hitungan free float]. Jadi kita ikuti sesuai pengumuman saja,” tuturnya, Senin (28/6/2021)
UOB Asset Management sendiri mengelola produk reksa dana indeks UOBAM Indeks Bisnis-27. Adapun, beberapa saham yang baru bergabung dengan indeks Bisnis-27 yakni ANTM, BRPT, TPIA, INTP, AMRT, JFPA, WIKA, dan EMTK.
Sebelumnya, Albert menilai rebalancing konstituen indeks Bisnis-27 kali ini akan membawa angin segar bagi pergerakan indeks ke depan karena emiten-emiten baru dalam indeks memiliki prospek jangka panjang yang menarik.
Salah satu sektor yang paling menarik, lanjut Albert, adalah teknologi yang diwakili oleh saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. Apalagi, emiten dengan kode saham EMTK tersebut merupakan salah satu pemodal di Bukalapak, platform e-commerce yang dinantikan aksi korporasi penawaran umum saham perdana (IPO)-nya.
Dia menyebut saham sektor teknologi memang menjadi hal yang baru di pasar modal Indonesia. Dengan demikian, daya tariknya sangat besar di mata investor mengingat selama ini pasar saham hanya didominasi oleh saham-saham sektor perbankan dan barang konsumer.
“Kita tidak akan bosan melihat saham dari sektor-sektor di pasar saham Indonesia, sekarang ada yang baru dari teknologi. Ini sejalan dengan tren di bursa saham dunia, seperti di AS, sekarang memang lagi jamannya saham teknologi,” tutur Albert.
Dengan anggota keluarga baru tersebut, Albert menilai kinerja indeks Bisnis-27 ke depannya masih berpotensi menguat.