Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja 2020: Kerugian Multipolar (MLPL) Menyusut 5 Persen

Kerugian MLPL susut dari Rp1,04 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp989.54 miliar pada tahun 2020. 
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
CEO PT Lippo Karawaci Tbk. John Riady (kiri) bersama Presiden Direktur Ketut Budi Wijaya memberikan penjelasan saat halalbihalal dengan media, di Jakarta, Kamis (20/6/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten holding multi-sektor, PT Multipolar Tbk. membukukan penyusutan rugi hampir 5 persen pada tahun 2020. Sementara itu pada penjualan di tahun tersebut mengalami penyusutan. 

Berdasarkan laporan keuangan konsolidasian tahun 2020 perseroan dan entitas anak yang dikutip pada Sabtu (26/6/2021), emiten berkode saham MLPL tersebut berhasil mengurangi rugi tahun berjalan sebesar 4,99 persen dari Rp1,04 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp989.54 miliar pada tahun 2020. 

Presiden Direktur Multipolar Adrian Suherman dalam laporan keuangan menyebutkan pengurangan rugi tersebut menunjukkan kondisi yang membaik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

“Hal ini terutama disebabkan oleh usaha perseroan dalam mengantisipasi risiko bisnis, salah satunya dengan menekan biaya operasional,” ungkap Adrian dalam laporan keuangan tahun 2020, dikutip Sabtu (26/6/2021). 

Namun pada laba bruto, perseroan mencatatkan pengurangan laba pada tahun 2020 sebesar Rp2,03 triliun. Sedangkan pada tahun sebelumnya tercatat laba bruto sebesar Rp2,44 triliun. 

Menurunnya laba kotor tersebut merupakan dampak dari penurunan penjualan bersih sebesar 16,60 persen. Pada tahun 2020, MLPL membukukan penjualan neto senilai Rp10.28 triliun, sedangkan pada tahun sebelumnya 2019 sebesar Rp12,32 triliun. 

Penjualan neto perseroan bisa dirinci menjadi tiga bagian dengan penjualan terbesar terdapat pada bagian eceran dan distribusi senilai Rp.7,03 triliun. Angka penjualan tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp9.07 triliun. 

Selain itu, MLPL juga mendapatkan penjualan sebesar Rp2,65 triliun dari bisnis teknologi informasi yang berbeda tipis dengan penjualan dengan tahun sebelumnya yaitu Rp2,41 triliun. Penjualan terakhir berasal dari administrasi saham dan lainnnya yang mencatatkan Rp594,34 miliar,yang berkurang dengan tahun 2019 sebanyak Rp837,80 miliar. 

Adrian menjelaskan penyebab utama penurunan penjualan perseroan adalah penurunan penjualan neto anak usahanya yaitu PT Matahari Putra Prima Tbk. Di mana emiten berkode saham MPPA tersebut merupakan kontributor terbesar dari penjualan perseroan. 

Menurut Adrian penurunan penjualan tersebut merupakan pengaruh turunnya daya beli masyarakat sebagai akibat dari pandemi Covid-19 serta pembatasan jam kerja operasional gerai MPPA. 

Adapun, MLPL mencatatkan kenaikan aset pada 2020 menjadi Rp15,68 triliun, sedangkan pada tahun sebelumnya terdapat aset senilai Rp15,28 triliun. 

Kenaikan aset tersebut disebabkan adanya kenaikan liabilitas perseroan yang cukup signifikan dari Rp9,67  triliun pada 2019 menjadi Rp11,72 triliun. Sedangkan perseroan juga mengalami penurunan ekuitas dari Rp5,62 triliun pada 2019 menjadi Rp3,96 triliun pada tahun 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper