Bisnis.com, JAKARTA — Saham-saham terkait sektor digital dan teknologi semakin marak menghiasi produk-produk reksa dana seiring momentum IPO startup unicorn yang kian dekat.
Di sejumlah produk reksa dana berbasis saham, nama-nama seperti PT Bank Jago Tbk. (ARTO), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK), PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), PT M Cash Integrasi Tbk. (MCAS), PT Multipolar Tbk. (MLPL), PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX) terpampang jadi top holding atau saham dengan alokasi porsi investasi terbesar.
Chief Research and Business Development Officer PT Bareksa Portal Investasi Ni Putu Kurniasari mengatakan selama beberapa bulan terakhir sektor teknologi memang mendominasi pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG).
Terlihat dari pergerakan sektor teknologi yang jauh lebih tinggi dibandingkan indeks-indeks andalan seperti LQ45 dan IDX30. Di sisi lain, kapitalisasi pasar sektor teknologi kian menebal dari hari ke hari, ditopang oleh penguatan tinggi sejumlah konstituennya.
“Mungkin sekarang memang masih masuk kategori SMC tapi market cap perusahaan-perusahaan ini nggak kecil-kecil banget. Jadi bukan persoalan size. Tinggal menunggu waktu saja mereka belum masuk ke LQ45 dan IDX30, ada jadwal rebalancing kan,” ujarnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Sebagai gambaran, indeks sektor teknologi IDXTECHNO mencetak kinerja 875,43 persen secara year to date hingga penutupan Selasa (22/6/2021). Adapun pada periode yang sama, kinerja indeks LQ45 dan IDX30 tercatat -710 persen dan 7,84 persen.
Baca Juga
Lebih lanjut, Ni Putu mengatakan semakin banyak MI yang mulai mengisi portofolionya dengan saham-saham perusahaan terkait teknologi dan digital sejalan dengan perkembangan di pasar modal global, khususnya negara-negara maju, yang mana saham-saham teknologi mendominasi bursa, seperti di Amerika Serikat dan China.
“Selain efek pandemi yang mendorong secara signifikan perubahan pola masyarakat ke transaksi digital, investor sudah jenuh dengan emiten-emiten besar yang sudah ada saat ini. Mau dibawa kemana lagi? Valuasinya sudah tidak terlalu jauh dengan fair value-nya,” jelas Ni Putu.
Sayangnya, tambah dia, di Indonesia belum banyak perusahaan teknologi yang masuk ke pasar modal sehingga saham-saham eksisting yang memiliki bisnis atau sentimen terkait teknologi dan digital pun menjadi buruan.
Dia mencontohkan beberapa saham bank digital seperti ARTO dan BANK yang mencatat kinerja saham yang agresif. Kemudian saham EMTK yang terkerek seiring kehadiran Grab Holding Inc. sebagai salah satu pemegang sahamnya.
Di sisi lain, Ni Putu menilai langkah para MI ini juga sejalan dengan rencana IPO perusahaan-perusahaan unicorn di Tanah Air seperti GoTo Group, Bukalapak, dan Tokopedia tahun ini sehingga mereka sudah mulai bersiap.
“IPO perusahaan teknologi ini nilainya akan besar-besar jadi pasar perlu penyesuaian berbulan-bulan dulu agar tidak goyang, ini yang dipersiapkan para MI karena kelihatannya aksinya akan tejadi akhir tahun ini atau tahun depan,” tutur Ni Putu.
Senada, Chief Investment Officer KISI Asset Management Susanto Chandra mengatakan tren penguatan saham-saham terkait dengan sektor teknologi dan digital karena sektor tersebut cenderung diuntungkan ketika pandemi karena aktivitas digital tidak terganggu.
“Kami juga melihat saham-saham di sektor teknologi ini dapat menjadi salah satu pilihan untuk memanfaatkan momentum rencana IPO saham GoTo nanti. Harapannya ketika itu terjadi maka kinerja saham-saham tersebut akan ikut naik,” kata Susanto kepada Bisnis, Selasa (22/6/2021)
Sejalan dengan hal tersebut, MI asal Korea Selatan itu pun memiliki eskposur untuk saham-saham teknologi dalam portofolionya. Salah satu strateginya, mereka memilih saham-saham teknologi berdasarkan potensi growth yang dapat dicapai dalam waktu 2 tahun ke depan.
“Kinerja [portofolio dengan saham-saham teknologi] relatif lebih baik jika dibandingkan indeks LQ45 yang minim eksposur terhadap sektor teknologi,” ujarnya.
Mengacu pada fund factsheet salah satu produk reksa dana saham KISI AM yaitu Reksa Dana KISI Equity Fund, saham ARTO dan EMTK hadir di daftar top holding produk tersebut, menemani saham lain seperti BBRI, BMRI, MDKA, TLKM, dan lainnya.