Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Akhir Pekan, Rupiah Dibuka Melemah

Pukul 09.05 mata uang Garuda melemah 0,16 persen ke level 14.377. Adapun di awal perdagangan rupiah dibuka di level 14.375, terdepresiasi dari level penutupan kemarin Rp14.355.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah kembali dibuka melemah pada perdagangan terakhir pekan ini, Jumat (18/6/2021).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.05 WIB mata uang Garuda melemah 0,16 persen ke level 14.377. Adapun di awal perdagangan rupiah dibuka di level 14.375, terdepresiasi dari level penutupan kemarin Rp14.355.

Mayoritas mata uang Asia lainnya juga terpantau memerah. Rupee India melemah paling dalam yakni -1,03 persen, diikuti won Korea Selatan -0,21 persen. Kemudian ringgit Malaysia dan baht Thailand juga terdepresiasi masing-masing 0,06 persen dan 0,05 persen.

Sebelumya, Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell menyampaikan baru-baru ini bahwa pihaknya menyadari risiko inflasi dan akan memulai diskusi mengenai penyesuaian pembelian obligasi.

Dot plot pembuat kebijakan di The Fed menunjukkan bahwa suku bunga berpeluang dinaikkan dua kali hingga akhir 2023, atau lebih cepat dari perkiraan.

Hal ini menandai perbalikan arah komunikasi The Fed kepada pelaku pasar global, yang selama ini sangat dovish.

“Kami melihat orang tampaknya kurang nyaman dengan asumsi The Fed ternyata tidak sesabar yang diinginkan,” kata Co-head of Global Economics Natwest Markets Michelle Girard, dikutip dari Bloomberg pada Kamis (17/6/2021).

Walaupun Powell tidak menyebut secara eksplisit peluang kenaikan suku bunga, namun investor tampaknya mengartikan komentar orang nomor satu di Federal Reserve itu sebagai persiapan untuk mode hawkish yang berujung pada pengetatan (tapering).

Dari dalam negeri, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) 16-17 Juni 2021 memutuskan tingkat suku bunga acuan tetap di level rendah 3,5 persen.

Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap di 2,75 persen dan 4,25 persen.

"Keputusan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang tetap rendah, dan stabilitas nilai tukar rupiah yang terjaga dan memperkuat upaya pemulihan ekonomi," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil RDG BI periode Juni 2021 secara virtual, Kamis (17/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper