Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam tiga hari berturut-turut menutup perdagangan di teritori negatif, sehingga pada perdagangan Jumat (18/6/2021) indeks tak mampu bertahan di level 6.000.
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG terpantau parkir di level 6.007,12 terkoreksi 1,01 persen atau 61,33 poin. Sepanjang perdagangan, IHSG bergerak dalam kisaran 5.944,06-6.070,42.
Pada penutupan, tercatat total transaksi mencapai Rp16,87 triliun, dengan nilai jual bersih atau net sell investor asing sebesar Rp224,04 miliar..
Melalui seluruh konstituen sebanyak 112 saham ditutup menguat, 412 saham terkoreksi, sedangkan 122 saham terpantau stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar mengungkapkan pelemahan indeks pada hari ini disebabkan oleh beberapa faktor baik dalam maupun luar negeri.
Anggaraksa mengungkapkan faktor pertama adalah lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi beberapa waktu ini menimbulkan kekhawatiran akan diberlakukannya kembali kebijakan pembatasan yang lebih ketat oleh pemerintah.
Baca Juga
“Koreksi cukup dalam pada IHSG hari ini disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi belakangan tentu menimbulkan kekhawatiran akan diberlakukannya kembali kebijakan pembatasan yang lebih ketat,” ujar Anggaraksa saat dihubungi Bisnis, Jumat (18/6/2021).
Faktor kedua, ungkapnya pasar masih mencerna hasil pertemuan the Fed dan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI). Di mana bank Sentral AS memproyeksikan akan terjadi 2 kali kenaikan suku bunga di tahun 2023.
Ketiga, secara teknikal Anggaraksa melanjutkan penurunan IHSG hari ini sekaligus menutup area gap di 5.947 - 5.991 yang terjadi di awal bulan.
Dia melanjutkan di sisi positifnya, menjelang akhir perdagangan hari ini, IHSG berhasil memperkecil penurunan dan berhasil ditutup diatas level psikologis 6.000.
Sementara itu, Anggaraksa memprediksi perdagangan pekan depan IHSG berpotensi untuk rebound terbatas.
“Kami melihat ada potensi IHSG untuk rebound terbatas dengan rentang pergerakan di 5.900 - 6.134,” ujarnya.
Secara terpisah, analis Artha Sekuritas Dennies Christoper dalam riset hariannya mengungkapkan pelemahan cukup signifikan IHSG pada hari ini disebabkan oleh aksi jual setelah investor khawatir akan lonjakan kasus Covid-19 di dalam negeri.
Selain itu Dennies menyebutkan adanya potensi pembatasan yang lebih ketat dalam jangka waktu dekat juga membuat pergerakan indeks mendapatkan sentimen negatif.
Berbeda dengan Anggaraksa, Dennies memprediksi pelemahan indeks masih akan berlanjut pada pekan depan karena dipengaruhi kasus Covid-19 dan potensi pembatasan yang lebih ketat dari dalam negeri.
“IHSG diprediksi melemah. Pergerakan akan masih akan dipengaruhi kenaikan kasus Covid-19 dari dalam negeri serta adanya potensi pembatasan yang lebih ketat sehingga diperkirakan pemulihan ekonomi akan kembali melambat,” ujar Dennies dalam riset harian Artha Sekuritas, Jumat (18/6/2021).
Dennies pun memprediksi IHSG bergerak dengan resistance 6.070-6.133 dan support 5.881-5.944.