Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wah! Harga Minyak Naik Dekati US$75 per Barel

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 40 sen atau 0,5 persen menjadi menetap di US$74,39 per barel, penutupan tertinggi sejak April 2019 dan mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak kembali meningkat untuk lima hari berturut-turut pada akhir perdagangan Kamis (17/6/2021), setelah data menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan ketika produsen AS menarik lebih banyak persediaan minyak mentah untuk meningkatkan aktivitas dan memenuhi permintaan yang pulih.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Agustus naik 40 sen atau 0,5 persen menjadi menetap di US$74,39 per barel, penutupan tertinggi sejak April 2019 dan mencatat kenaikan selama lima hari berturut-turut.

Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Juli bertambah 3 sen menjadi ditutup pada US$72,15 per barel, setelah sempat mencapai puncak sesi di US$72,99, tertinggi sejak Oktober 2018.

Persediaan minyak mentah AS turun 7,4 juta barel dalam seminggu yang berakhir 11 Juni, menurut data Badan Informasi Energi AS (EIA). Hal ini dipicu karena pemanfaatan penyulingan naik menjadi 92,6 persen, tertinggi sejak Januari 2020, sebelum pandemi melanda.

Penarikan persediaan lebih kuat dari yang diperkirakan, didorong juga oleh ekspor sebagai sinyal lain dari peningkatan permintaan di seluruh dunia.

“Dengan kilang berjalan lebih dari 16 juta barel per hari dan ekspor yang terus kuat, akan sulit bagi persediaan untuk menghindari penarikan yang konsisten saat kami mendorong ke puncak musim mengemudi musim panas,” kata Matthew Smith, direktur penelitian komoditas di ClipperData.

Harga minyak jenis Brent telah naik 44 persen tahun ini, didukung oleh pengurangan pasokan yang dipimpin oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC+, dan pemulihan permintaan. OPEC+ telah memangkas pengurangan pasokan bersejarah tahun lalu, tetapi masih menahan jutaan barel pasokan harian dari pasar.

Eksekutif dari pedagang minyak utama mengatakan, Selasa (15/6/2021) bahwa mereka memperkirakan harga akan tetap di atas 70 dolar AS dan permintaan akan kembali ke tingkat pra-pandemi pada paruh kedua tahun 2022.

Pada Rabu (16/6/2021) Federal Reserve AS juga memajukan proyeksi untuk kenaikan suku bunga pertama pasca-pandemi ke tahun 2023.

"Kompleks minyak mencerna berita Fed dengan cukup baik dalam menunjukkan bahwa beberapa harga minyak mentah lebih tinggi kemungkinan ada di depan," kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Pada saat yang sama, prospek kenaikan ekspor minyak Iran tampaknya kurang mungkin, kata para analis. Pembicaraan tidak langsung antara Teheran dan Washington tentang melanjutkan perjanjian nuklir 2015 dilanjutkan di Wina pada Sabtu (19/6/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper