Bisnis.com, JAKARTA — Pasar produk investasi kolektif exchange trade fund (ETF) mencatat pertumbuhan dari tahun ke tahun. Manajer investasi pun kian giat membesarkan pasar ETF, termasuk melalui produk ETF aktif.
Head of Product Indo Premier Investment Management Bramantya Egin Pratama mengatakan ETF sebenarnya bukan produk baru di dunia pasar modal Indonesia karena telah ada sejak 2007 lalu. Namun, pasarnya memang belum sebesar produk reksa dana lain.
“ETF di Indonesia sudah hampir 14 tahun, tapi memang perkembangan ETF sendiri sebagai alternatif investasi baru mulai bertahap sejak 2012-2013,” kata pria yang disapa Egin tersebut dalam sesi webinar Indo Premier ETFEst 2021, Minggu (13/6/2021)
Mengacu data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per akhir Mei 2021, dari 48 produk ETF yang beredar jumlah dana kelolaan ETF sebesar Rp1p14,84 triliun atau sekitar 2,77 persen dari total dana kelolaan reksa dana secara industri yang mencapai Rp536,28 triliun.
Meskipun demikian, porsi dana kelolaan ETF bertumbuh dibandingkan akhir Mei 2013 silam yang hanya Rp1,63 triliun atau baru 0,81 dari total dana kelolaan reksa dana secara industri kala itu.
Egin menuturkan, dalam perkembangannya, manajer investasi (MI) terus memberikan variasi di pasar ETF, salah satunya dengan mulai merilis produk ETF aktif sebagai pelengkap ETF pasif atau ETF indeks.
Baca Juga
Dia menjelaskan pada mulanya produk ETF yang muncul di Indonesia merupakan ETF pasif yang menduplikasi indeks acuannya, baik secara isi portofolio hingga porsi pembobotan tiap underlying aset dalam produk tersebut.
Adapun, ETF aktif merupakan produk indeks yang isi portofolionya dikelola secara aktif dengan mengubah satu atau beberapa aspek dari indeks, dengan tujuan dapat mencapai imbal hasil atau return yang lebih tinggi dari indeks acuan.
“Mirip reksa dana saham jadi bisa overweight atau underweight pada saham-saham atau sektor tertentu yang menurut kami potensial. Tapi tetap pada batas-batas yang diatur, misalnya pembobotan tiap sahamnya maksimal 10 persen,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Team Leader Intuitional Sales Batavia Asset Management Aswin Adhinugrahanto mengatakan ETF aktif hadir untuk memberikan pilihan investasi yang lebih beragam dan sesuai dengan karakteristik investor di Indonesia.
“ETF pasif itu tumbuh tapi memang nggak terlalu hype. Mungkin nggak terlalu cocok dengan karakter investor di Indonesia. Kita mesti lihat investor di Indonesia terbiasa dengan reksa dana yang dikelola aktif sehingga ETF aktif juga bisa jadi pilihan,” ungkap Aswin.
Fund Manager Danareksa Investment Management Julianto Wongso juga menambahkan kehadiran ETF aktif diharapkan dapat menarik minat investor di Tanah Air terhadap produk-produk ETF sehingga pada akhirnya turut membesarkan pasar ETF di Indonesia.
“Pilihan ETF pasif udah banyak, ke depan kita berharap investor mulai melirik ETF akitf,” kata Julianto.