Bisnis.com, JAKARTA - Akhir-akhir ini mulai ramai investor melirik investasi melalui reksa dana exchange traded funds (ETF) atau reksa dana dana pertukaran dagang. Berikut ini perbedaan antara ETF dan reksa dana biasa.
ETF atau dana pertukaran dagang adalah reksa dana yang diperdagangkan di bursa efek. ETF merupakan kontrak investasi kolektif yang unit penyertaannya dicatat dan diperdagangkan di bursa efek seperti halnya saham.
Dengan suatu produk ETF tertentu seperti ETF LQ45, maka investor sudah memiliki seluruh saham yang termasuk dalam indeks tersebut dan dapat diperdagangkan layaknya saham baik dari segi waktu pelaksanaannya maupun jenis pasarnya.
Head of Marketing Indo Premier Investment Management M. Fairuz Zaman menjelaskan reksa dana ETF menggabungkan dua ide besar yakni saham yang diperdagangkan selama jam bursa dan reksa dana yang berisi diversifikasi portofolio saham.
Dengan demikian, keunggulan reksa dana ETF ini diantaranya transaksi pada jam bursa, dapat memperoleh dividen, sahamnya terdiversifikasi, pengelolaan profesional, efisiensi pajak hingga biaya yang relatif murah.
"Gambaran kerja ETF itu dengan satu klik bisa mendapatkan banyak saham sekaligus. Ketika kebingungan memilih saham bagus, mana potensi tinggi, cukup beli satu jerami [reksa dana] dapat seluruh portofolio diinvestasikan," jelasnya dalam ETFest, Sabtu (12/6/2021).
Dia menyebut perbedaan mendasar di antara ETF dan reksa dana konvensional yakni pada sisi likuiditas, fleksibilitas dan transparansi portofolio.
Dari sisi likuiditas terangnya, ETF mengikuti likuiditas pasar, sementara reksa dana konvensional mengikuti likuiditas yang dimiliki manajer investasi (MI).
Kedua, soal fleksibilitas, ETF dapat diperdagangkan selama jam perdagangan bursa dan settlement atau penyelesaiannya T+2. Sementara itu, reksa dana saham konvensional memiliki cut off transaksi pukul 13.00 dan settlement hingga T+7.
Dia mencontohkan ketika pasar berfluktuasi ETF lebih menguntungkan dibandingkan dengan reksa dana biasa. Hal ini karena perdagangan bisa dilakukan secara real time pada waktu perdagangan bursa.
"Pagi buka market, pagi dibuka turun, investor tentukan beli reksadana indeks, transaksi transfer dana ke MI, ketika sore pasar berbalik arah. Pagi turun siang naik, sudah transaksi dan transfer dapat NAV ketika pasar tutup dan harga naik," paparnya.
Dengan begitu, NAV tidak sesuai ekspektasi, sementara transaksi ETF saat harganya turun dan langsung membeli sehingga mendapatkan harga di detik itu juga.
"Ketika sesi siang naik langsung dapat potential gain dari transaksi pagi tersebut," imbuhnya.
Ketiga, transparansi portofolio, untuk ETF seluruh portofolio dipublikasikan harian dengan nilai aktiva bersih (NAB) indikatornya real time. Adapun, reksa dana saham biasa hanya memperlihatkan 10 portofolio saham teratas dan dilakukan secara bulanan, untuk NAB pun dilakukan di akhir hari.
Selain itu, satuan perdagangan ETF dapat dilakukan di pasar primer dan sekunder. Pasar primer minimal unit kreasi 100.000 unit penyertaan, pasar sekunder 100 unit penyertaan atau setara 1 lot. Sementara satuan perdagangan reksa dana saham biasa mengikuti besaran rupiah minimal Rp100.000.
Ini Perbedaan Exchange Traded Funds (ETF) dengan Reksa Dana Biasa
Reksa dana ETF menggabungkan dua ide besar yakni saham yang diperdagangkan selama jam bursa dan reksa dana yang berisi diversifikasi portofolio saham.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Rinaldi Mohammad Azka
Editor : Fitri Sartina Dewi
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
8 jam yang lalu
Di Balik Aksi Lo Kheng Hong Borong Puluhan Juta Saham PGAS
12 jam yang lalu
Tekanan Berganda Harga Batu Bara dari China
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
49 menit yang lalu