Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Wall Street mengawali perdagang Rabu (9/6/2021) dengan penguatan yang dipimpin saham teknologi berkapitalisasi pasar jumbo, serta didukung oleh faktor penurunan imbal hasil US Treasury.
Berdasarkan data Bloomberg, pukul 20.30 WIB, indeks Dow Jones dibuka melemah tipis 0,02 persen ke level 34.592,80, indeks S&P 500 menguat 0,18 persen ke level 4.234,78, dan indeks Nasdaq menguat 0,45 persen ke level 13.987,99.
S&P 500 terpantau naik melewati rekor penutupan 7 Mei di awal perdagangan hari ini. Sedangkan imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun juga sempat tergelincir di bawah 1,5 persen.
Pergerakan jangka pendek pada imbal hasil obligasi AS ini memberi sinyal kepada para investor yang percaya bahwa percepatan laju inflasi AS akan bersifat sementara.
Adapun saham-saham yang mendekati level rekor tertingginya dan imbal hasil AS yang sudah tinggi dibandingkan dengan obligasi sejenis membuat para pelaku pasar sedikit bermanuver. Untuk saat ini, sikap dovish bank sentral AS The Fed bisa menenangkan pelaku pasar.
“Pasar obligasi di seluruh dunia mengatakan bahwa apa pun yang terjadi dengan level inflasi AS, maka bank sentral sangat percaya bahwa lonjakan inflasi yang kita lihat ini akan bersifat sementara," kata Michael Jones, Chief Executive Officer Caravel Concepts.
Kenaikan saham di S&P 500 terlihat memperkuat pasar saham AS secara umum, meskipun tidak ada katalis yang jelas untuk pergerakan ke depan. Hal tersebut menunjukkan potensi pergeseran yang tipis pada gerak indeks sebelum rilis data harga konsumen dan pertemuan Bank Sentral Eropa pada Kamis (10/6/2021).
Sementara itu, reli harga komoditas terhenti dengan pemulihan global yang tidak merata, terutama dengan pandemi yang masih menyebar di negara berkembang. Indeks Komoditas Bloomberg, yang mencerminkan imbal hasil bahan mentah atau raw materials terpantau turun 0,1 persen.