Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibayangi Risiko Inflasi AS, Wall Street Dibuka Bervariasi

Pelemahan saham teknologi berkapitalisasi pasar jumbo termasuk Apple Inc, Amazon.com Inc, dan Facebook Inc. membebani pergerakan indeks Nasdaq 100.
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg
Aktivitas perdagangan saham di New York Stock Exchange. Wall Street kembali mencetak rekor tertinggi setelah reli saham-saham teknologi, Selasa (1/9/2020)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Saham-saham di Wall Street dibuka bervariasi pada perdagangan Senin (07/06/2021) lantaran investor tengah memperitmbangkan risiko inflasi Amerika Serikat (AS) dan pajak minimum perusahaan global.

Berdasarkan data Bloomberg, Senin (7/06/2021) pukul 20.35 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka menguat 0,18 persen ke posisi 34.817,61, indeks Nasdaq turun 0,08 persen ke posisi 13.803,47, sementara S&P 500 hanya mengalami sedikit penguatan ke posisi 4.231,15.

Pelemahan saham teknologi berkapitalisasi pasar jumbo termasuk Apple Inc, Amazon.com Inc, dan Facebook Inc. membebani pergerakan indeks Nasdaq 100.

Sementara itu, imbal hasil Treasury AS tenor sepuluh tahun naik dari level terendah sejak akhir April setelah Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa suku bunga bisa sedikit lebih tinggi.

Adapun inflasi AS yang bangkit kembali telah memicu perdebatan tentang kapan Federal Reserve mulai mengurangi stimulus. Data terbaru termasuk laporan penggajian yang dirilis pekan lalu tampaknya membenarkan sikap dovish bank sentral AS.

"Kenaikan yang sedikit lebih rendah dari perkiraan dalam data penggajian tenaga kerja AS pada Mei mungkin tidak akan mengubah pemikiran The Fed, tetapi kenaikan lain dalam inflasi yang kemungkinan akan dilaporkan pada Kamis akan lebih memicu diskusi yang mengerucut,” kata Shane Oliver, kepala investasi strategi dan kepala ekonom di AMP Capital.

Sementara itu, negara-negara kaya memperoleh kesepakatan penting yang dapat membantu negara-negara tersebut mengumpulkan lebih banyak pajak dari perusahaan-perusahaan besar dan memungkinkan pemerintah untuk mengenakan pungutan pada raksasa AS seperti Amazon dan Facebook.

Pelemahan indeks Nasdaq yang sarat saham teknologi menyarankan investor melihat lebih dalam dari hanya pertumbuhan murni untuk mempertahankan keuntungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper