Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grup Bakrie: Darma Henwa (DEWA) Lanjutkan Efisiensi Operasional

Di tengah pandemi Covid-19, DEWA melaporkan operating EBITDA sebesar US$42,53 juta pada tahun lalu, meningkat 1,5 persen dari US$41,89 juta pada 2019.
Logo PT Darma Henwa Tbk/Istimewa
Logo PT Darma Henwa Tbk/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten konstruksi tambang PT Darma Henwa Tbk. (DEWA) melanjutkan strateginya tahun lalu dengan kembali fokus pada efisiensi operasional dan peningkatan produksi untuk 2021.

Wakil Presiden Direktur & CEO Darma Henwa B. Prabhakaran mengatakan pada tahun lalu manajemen telah mengimplementasikan strategi pengurangan biaya operasi melalui program perawatan alat yang efisien dengan global sourcing dan meningkatkan produksi dengan fleet produksi perseroan.

Melalui strategi tersebut, kata Prabhakaran, DEWA mencatatkan volume removal material yang dihasilkan dari fleet produksi DEWA sebesar 54,82 juta bcm di tahun 2020, atau meningkat 6,6 persen dari tahun 2019. Sehingga perseroan akan menggunakan strategi yang sama di tahun ini.

“Di tahun 2021, DEWA akan melanjutkan strateginya dengan membangun kembali lebih banyak peralatan yang akan membantu memperluas volume untuk kepentingan klien dan juga meningkatkan profitabilitasnya di masa mendatang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (4/6/2021)

Lebih lanjut dia menjelaskan, strategi yang sama berhasil membuat kapasitas fleet produksi yang dimiliki DEWA meningkat 16 persen pada 2020, dan dengan ini juga DEWA berhasil menurunkan biaya pemeliharaan alat menjadi US$20,82 juta, atau menurun 33 persen dari tahun sebelumnya.

“Ini berdampak pada peningkatan ekspansi margin sebesar 2,1 persen di tahun 2020,” imbuhnya.

DEWA juga berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang baik pada 2020. Di tengah pandemi Covid-19, DEWA melaporkan operating EBITDA sebesar US$42,53 juta pada tahun lalu, meningkat 1,5 persen dari US$41,89 juta pada 2019. Sementara laba bersih komprehensif tercatat sebesar US$2,33 juta pada tahun 2020.

Dari strategi menurunkan biaya perbaikan dan pemeliharaan alat, serta pengukuran efisiensi yang berkelanjutan dengan menggunakan peralatan sendiri ini, DEWA mampu mengurangi biaya subkontraktor serta biaya sewa peralatan.

Alhasil, beban pokok pendapatan mengalami penurunan sebesar 8,71 persen menjadi US$295,73 juta pada 2020, dari US$323,93 juta pada 2019.

Namun penurunan biaya perbaikan dan pemerliharaan ini belum diikuti penurunan pada biaya gaji dan upah pada 2020 ini, dan diharapkan akan menjadi prakarsa perbaikan yang dapat ditingkatkan lebih lanjut pada 2021.

"Perseroan berusaha memaksimalkan ketersediaan dan penggunaan peralatan yang ada, sehingga menghasilkan produksi yang lebih tinggi, sekaligus mengoptimalkan biaya melalui program pemeliharaan dan perawatan alat yang efisien dan global sourcing”, jelas Prabhakaran.

Prabhakaran menjelaskan, biaya modal adalah biaya utama untuk bisnis kontraktor pertambangan. Untuk mencapai efisiensi biaya modal, tahun lalu DEWA telah memulai pembangunan workshop dan pusat perbaikan alat berat di Balikpapan.

Workshop ini dilengkapi dengan fasilitas untuk rebuild, perbaikan, dan rekondisi alat berat termasuk komponennya. DEWA akan memperbarui dan mengerahkan beberapa peralatan pada 2021 untuk memenuhi target volume yang lebih tinggi untuk kliennya PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia (AI), dan PT Cakrawala Langit Sejahtera (CLS).

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper