Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hasil Lelang Tembus Rp78 Triliun, Daya Tarik SUN Dinilai Membaik

Lelang 7 seri SUN pada Selasa (25/5/2021) menghasilkan penawaran masuk sebesar Rp78,16 triliun.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A
Direktur Surat Utang Negara (SUN) pada Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Kemenkeu Loto S. Ginting memperlihatkan informasi tentang Savings Bond Ritel (SBR) seri SBR005 ketika peluncuran di Jakarta, Kamis (10/1/2019)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, JAKARTA — Hasil penawaran masuk lelang surat utang negara (SUN) perdana pasca Libur Idul Fitri 2021 yang meningkat signifikan dinilai menggambarkan daya tarik pasar obligasi yang kembali meningkat.

Menurut data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, lelang 7 seri SUN pada Selasa (25/5/2021) menghasilkan penawaran masuk sebesar Rp78,16 triliun.

Jumlah penawaran yang masuk pada hari ini mengalami peningkatan dibandingkan lelang SUN terakhir yang dilakukan pemerintah yakni Selasa (27/4/2021) lalu yang sebesar Rp52,75 triliun atau naik sekitar 48 persen.

Adapun, jika dilihat sepanjang tahun berjalan, jumlah penawaran masuk lelang SUN kemarin merupakan yang tertinggi sejak 16 Februari lalu sekaligus menjadi penawaran masuk tertinggi ketiga sepanjang 2021.

Head of Economic Research Pefindo Fikri C. Permana mengatakan menilai penawaran masuk yang dihasilkan setelah sebulan pemerintah libur melakukan lelang terbilang sangat baik dan melewati ekspektasi.

“Saya awalnya memperkirakan hanya sekitar Rp50 triliun, ternyata yang masuk lebih dari Rp70 triliun,” kata dia ketika dihubungi Bisnis, Selasa (25/5/2021)

Menurutnya, hal tersebut menggambarkan likuiditas di dalam negeri yang cukup baik. Selain itu, tingginya angka penawaran yang masuk menggambarkan daya tarik investor terhadap SUN telah kembali meningkat.

Di sisi lain, dengan posisi yield acuan Indonesia di sekitar level 6,50 persen dinilai masih menarik bagi investor, apalagi ternyata bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 3,50 persen.

“Dengan level suku bunga yang terendah sepanjang sejarah, ternyata yield kita tidak ikut turun sedemikian rendahnya,” kata Fikri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper