Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Mitrabara Adiperdana Tbk. telah menyerap 12 persen anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) tahun ini.
Direktur Keuangan Mitrabara Adiperdana Eric Rahardja mengatakan hingga kuartal I/2021 perseroan telah membelanjakan capex senilai US$224.000 atau Rp3,02 miliar dengan kurs Rp14.300 per dolar AS.
Adapun, emiten dengan kode saham MBAP ini menganggarkan capex senilai US$1,84 juta tahun ini atau jauh lebih tinggi dibandingkan capex pada 2020 senilai US$802.000.
“Sebagian besar [penggunaan capex] masih fokus untuk belanja modal operasional eksisting. Paling besar itu porsi mesin, alat berat, dan kendaraan serta peralatan tambang,” kata Eric dalam paparan publik, Senin (24/5/2021).
MBAP juga menyebut saat ini belum akan menambah porsi sahamnya di PT Duta Bara Utama (DBU). Perseroan menargetkan operasi produksi akan dilanjutkan lagi di DBU pada semester kedua tahun ini.
Adapun, produksi batu bara MBAP sejak 2017 hingga 2020 stabil pada kisaran 3,5 juta ton - 4 juta ton. Selama kuartal I/2021 ini, perseroan sudah memproduksi 1,1 juta ton dari target produksi sekitar 3,5 juta ton untuk 2021.
Baca Juga
Realisasi itu turun 12,49 persen dibandingkan produksi pada kuartal pertama tahun lalu 1,25 juta ton.
Sementara itu, penjualan pada kuartal I/2021 tercatat seberat 1,2 juta ton atau sama seperti periode yang sama tahun lalu. MBAP mencatatkan penjualan paling tinggi pada 2019 sebesar 4,42 juta ton dan turun menjadi 3,88 juta ton pada 2020.
Pada periode Januari - Maret 2021, MBAP lebih banyak melakukan ekspor utamanya ke Korea Selatan 53 persen dan China 36 persen. Selanjutnya Filipina 3 persen dan Selandia Baru 3 persen. Sisa sebesar 5 persen merupakan penjualan domestik.
Penjualan ke China melonjak dibandingkan 2020 yang hanya 17 persen disebabkan oleh kebijakan China yang membatasi impor batu bara dari Australia. Kesempatan itu diambil MBAP pada awal tahun ini untuk menggenjot pengiriman ke Negeri Panda.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, MBAP membukukan penurunan pendapatan sebesar 5,08 persen secara tahunan menjadi US$64,35 juta dari sebelumnya US$67,80 juta.
Selanjutnya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$14,61 juta atau turun 1,94 persen dari periode yang sama tahun lalu US$67,80 juta.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mengalami penurunan 4,39 persen menjadi US$21,77 juta dari sebelumnya US$22,77 juta. Sementara marjin EBITDA membaik menjadi 33,83 persen dari sebelumnya 33,59 persen.
Marjin laba bruto MBAP juga meningkat 43,47 persen dari sebelumnya 38,45 persen dan marjin laba bersih naik menjadi 22,71 persen dari sebelumnya 21,98 persen.