Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tambang batu bara PT Mitrabara Adiperdana Tbk. mencatat penjualan yang stabil kendati produksi lebih rendah secara tahunan pada kuartal I/2021. Namun, kenaikan harga batu bara pada awal 2021 mampu mengangkat laba operasi perseroan.
Direktur Keuangan Mitrabara Adiperdana Eric Rahardja mengatakan produksi batu bara perseroan sejak 2017 hingga 2020 stabil pada kisaran 3,5 juta ton-4 juta ton.
“Di kuartal I/2021 kami sudah produksi 1,1 juta ton dari rencana kami sekitar 3,5 juta ton untuk 2021,” kata Eric dalam paparan publik, Senin (24/5/2021).
Realisasi itu turun 12,49 persen dibandingkan produksi pada kuartal pertama tahun lalu 1,25 juta ton.
Adapun, produksi dari emiten dengan kode saham MBAP ini paling tinggi pada 2019 seberat 4,18 juta ton dan turun menjadi 4,01 juta ton pada 2020.
Sementara itu, penjualan pada kuartal I/2021 tercatat 1,2 juta ton atau sama seperti periode yang sama tahun lalu. MBAP mencatatkan penjualan paling tinggi pada 2019 sebesar 4,42 juta ton dan turun menjadi 3,88 juta ton pada 2020.
Baca Juga
Direktur Utama Mitrabara Adiperdana Khoirudin mengatakan dengan penjualan perseroan yang masih stabil didukung oleh harga batu bara dunia sudah menunjukkan tren pemulihan sejak awal tahun hingga saat ini membuat laba operasional MBAP menguat.
Adapun, penguatan harga disebutnya cenderung karena permintaan yang lebih besar dari China. Pasalnya, Pemerintah China mengeluarkan kebijakan untuk membatasi impor batu bara dari Australia.
“Perseroan berhasil memanfaatkan momentum dan mencatatkan laba operasional pada kuartal I/2021 sebesar US$17,7 juta dolar, meningkat 12 persen dibandingkan kuartal I/2020 US$15,8 juta,” jelas Khoirudin.
Walau masih dalam kondisi pandemi pada awal tahun ini, lanjut Khoirudin, MBAP juga bisa menjaga marjin usaha sebesar 18 persen atau relatif sama seperti sebelum pandemi pada 2019.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2021, MBAP membukukan penurunan pendapatan sebesar 5,08 persen secara tahunan menjadi US$64,35 juta dari sebelumnya US$67,80 juta.
Selanjutnya laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai US$14,61 juta atau turun 1,94 persen dari periode yang sama tahun lalu US$67,80 juta.
Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) mengalami penurunan 4,39 persen menjadi US$21,77 juta dari sebelumnya US$22,77 juta. Sementara marjin EBITA membaik menjadi 33,83 persen dari sebelumnya 33,59 persen.
Marjin laba bruto MBAP juga meningkat 43,47 persen dari sebelumnya 38,45 persen dan marjin laba bersih naik menjadi 22,71 persen dari sebelumnya 21,98 persen.