Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Kuartal I Turun, Emiten Tekstil Trisula International (TRIS) Optmistis Membaik

Emiten tekstil PT Trisula International Tbk. (TRIS) optimistis kinerja perusahaan akan membaik pada 2021.
Direktur Utama Trisula International Kris S Widjojo(kedua dari kiri) saat public expose pada Senin (29/4/2019) di Jakarta./Bisnis-Azizah Nur Alfi
Direktur Utama Trisula International Kris S Widjojo(kedua dari kiri) saat public expose pada Senin (29/4/2019) di Jakarta./Bisnis-Azizah Nur Alfi

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten tekstil, PT Trisula International Tbk. (TRIS) mencatatkan penurunan pendapatan pada kuartal I/2021 dan laba bersihnya pun menurun. Kendati demikian, dibandingkan dengan kuartal IV/2020 prospek pemulihan mulai terlihat.

Berdasarkan laporan keuangan yang tidak diaudit per 31 Maret 2021, emiten bersandi TRIS ini mencatatkan pendapatan Rp256,46 miliar turun 25,45 persen dibandingkan dengan kuartal I/2020 yang sebesar Rp344,04 miliar.

Penurunan ini turut berdampak terhadap laba bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk menjadi hanya Rp1,27 miliar turun 70,18 persen dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun lalu Rp4,26 miliar.

Direktur Utama Trisula International Santoso Widjojo menjelaskan kondisi perseroan saat ini masih dalam masa transisi pemulihan pandemi Covid-19.

"TRIS optimistis kondisi perekonomian yang semakin pulih ini dapat memberikan kinerja yang lebih baik ke depannya, di mana pada Kuartal I-2021 ini TRIS memperoleh penjualan sebesar Rp256,46 miliar,” urainya, Kamis (20/5/2021).

Performa TRIS pada Kuartal I/2021 mencatatkan penjualan sebesar Rp256,46 miliar sebenarnya naik sebesar 2,7 persen dari kuartal IV/2020. Kontribusi penjualan TRIS pada Kuartal I/2021 hampir berimbang, yaitu untuk lokal sebesar 50,8 persen dan ekspor sebesar 49,2 persen.

TRIS ke depannya akan terus memperluas baik pasar domestik maupun luar negeri sehingga dapat memberikan kinerja yang lebih baik.

Di sisi lain, beban keuangan TRIS menunjukan kondisi yang lebih baik dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yaitu menurun 28,2 persen. TRIS juga telah memiliki strategi dalam masa pemulihan perekonomian ini melalui produk-produk yang dibuat dan dipasarkan.

Strateginya antara lain meningkatkan fleksibilitas produksi dengan membuat produk berdasarkan kebutuhan pasar melalui inovasi dalam pengembangan produk.

Lalu, TRIS juga melakukan evaluasi dan meningkatkan kompetensi karyawan, sehingga dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja Perseroan.

Selain itu, TRIS akan mengembangkan platform digital marketing dan strategi pemasaran secara aktif di sosial media untuk meningkatkan brand awareness dan value sebagai sarana komunikasi langsung dengan pelanggan, meningkatkan kecepatan respon kepada pelanggan sehingga meningkatkan layanan pelanggan, serta meningkatkan penjualan online.

TRIS terus menjalin sistem kerja yang terintegrasi dan bersinergi dari setiap proses bisnis untuk mengoptimalkan keuntungan.

“Kami akan terus berinovasi untuk membuat produk-produk berkualitas. Sejalan dengan hal tersebut TRIS juga melihat berbagai peluang yang ada dalam jangka panjang, melalui rencana pengajuan buyback saham ini yang diharapkan dapat menjadikan kinerja saham TRIS semakin baik, seiring dengan kinerja TRIS ke depannya,” kata Santoso.

Dari sisi total liabilitas, pada kuartal I/2021 dibandingkan dengan tahun penuh 2020 terjadi penurunan. Total liabilitas menjadi Rp404,37 miliar dari posisi Rp424,24 miliar.

Penurunan ini didorong penurunan total liabilitas jangka pendek dan jangka panjang. Total liabilitas jangka pendek menjadi Rp345,86 miliar dari Rp362,12 miliar, sementara total liabilitas jangka panjang Rp58,5 miliar turun dari posisi Rp62,11 miliar.

Dari sisi ekuitas, terjadi penurunan tipis menjadi Rp644,61 miliar dari posisi Rp644,69 miliar. Total aset perseroan turun tipis menjadi Rp1,04 triliun dari posisi Rp1,06 triliun pada tahun penuh 2020. Penurunan akibat turunnya total aset lancar dan tidak lancar.

Total aset lancar pada kuartal I/2021 sebesar Rp670,81 miliar dari posisi Rp684 miliar, sementara total aset tidak lancar menjadi Rp378,17 miliar dibandingkan dengan akhir 2020 Rp384,93 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper